“Untuk Fahmil Qur’an, terdapat 7 regu putri dan 7 regu putra, yang berasal dari 7 kecamatan di Seram Bagian Barat. Jadi berdasarkan perolehan nilai, 3 regu kemudian dinyatakan lolos dan ikut ke babak final,” ungkapnya.

Dia mengatakan, yang namanya Fahmil Qur’an bukan saja menghafal soal-soal, tetapi lebih dari itu mendalami kurikulum pendidikan agama dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Umum (SMA). Materi-materi yang dolombakan, sebenarnya ada pada tingkatan itu, misalnya tentang warisan, sejarah Islam, budaya Islam dan Al-Qur’an.

Kaliky juga mengaku, hasil Fahmil Qur’an yang sudah didapat tidak mengalami masalah, karena semua pihak menerimanya dengan baik. Sehingga diharapkan, bisa berkontribusi untuk daerah ini di tahun-tahun akan datang.

“Sebenarnya materi-materi yang dilombahkan ada dalam kurikulum pendidikan agama. Untuk itu tidak saja menghafal tapi lebih mendalaminya, agar jauh lebih baik,” ujarnya.

Ia mengungkap, sebelumnya ada sanggahan dari salah satu pendamping terkait anak asuhnya yang menghafal lebih dari 900 hingga 1.000 ayat. Namun, lanjut dia, kalau yang dihafalkan adalah paket, maka harus diverifikasi lagi.

“Nah, yang mereka hafal itukan paket, sementara paket itu ada yang 2018, 2012 dan 2010. Maka bisa saja yang dihafal 2018, sedangkan yang keluar adalah 2010. Tapi kalau dasarnya kurikulum, maka mau 2012 atau 2018 tidak ada masalah. Tapi Alhamdulillah, selama Fahmil Qur’an berjalan, para peserta menjawab dengan baik,” pungkasnya.

Untuk diketahui, selain kategori putri, Fahmil Qur’an Putra juga dijuarai oleh kontingen tuan rumah, yakni Kecamatan Amalatu dengan 275 nilai, disusul Manipa di urutan kedua dengan 250 nilai dan kontingen Kairatu di posisi ketiga dengan mengumpulkan 150 nilai. (*)   

Editor : Redaksi