Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku, F. Alimudin Kolatlena saat ditemui wartawan di salah satu rumah makan di Kota Bula, Selasa (11/2/2025) menerangkan, saat menerima informasi bencana alam yang terjadi di Desa Lahema itu, dia langsung berkomunikasi dengan Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf.

Kolatlena mengungkapkan, kebetulan Komisi VIII DPR-RI dengan Kemensos RI memiliki grup WhatsApp, sehingga dia langsung berkoodinasi dengan Menteri melalui grup tersebut dan Menteri merespon dengan memerintahkan anak buahnya turun lapangan.

"Masalah di Lahema itu begitu informasinya sampai ke katong (kami), langsung kami komunikasi dengan pak menteri. Di Komisi VIII itu dengan menteri Sosial kan ada grupnya, jadi kami langsung komunikasi pak meteri dan langsung menteri perintahkan untuk turun lapangan," ungkap F. Alimudin Kolatlena.

Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini mengaku, karena selain bencana alam di Desa Lahema ini update dan terbaru, kejadian ini juga menelan korban jiwa, sehingga Kemensos langsung bergerak untuk turun lapangan.

Ia membeberkan, kunjungan Kemensos ke SBT ini ikut dihadiri Peksos Sentra Meohai/UPT Kemensos di Kendari dan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Maluku.

"Karena kasusnya update, dia paling baru sampai ada korban meninggal, karena itu dari Kemensos langsung bergerak untuk turun. Teman-teman dari Sentra Kendari juga ada datang," akuinya.

Malam ini rombongan Kemensos RI sudah berangkat ke Kecamatan Wakate menggunakan KM. Fajar. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinsos SBT Adam Rumbalifar ikut dalam kunjungan tersebut.

Dia menandaskan, ada empat korban bencana alam yang akan disantuni yaitu dua orang anak yang meninggal bersama satu orang anak lainnya yang luka parah dalam kejadian reruntuhan bangunan rumah serta satu orang anak lainnya yang mengalami patah tulang saat bencana alam yang terjadi pada Desember 2024 lalu.

Khusus untuk rumah warga yang rusak akibat bencana alam tersebut, dia memastikan pihak Kemensos akan menghitung terlebih dahulu estimasi kebutuhan biaya.

"Jadi ada 4 korban yang disantuni, ada 2 orang meninggal, 1 luka dan korban pada bulan desember lalu, itu juga dapat santunana. Kalau untuk kondisi rumah yang rusak itu masih dilakukan estimasi oleh Kemensos. Ini kan bantuan dalam bentuk santunan kepada keluarga korban. Bantuan ini nanti Spesifik item per item itu bisa dikonfirmasi langsung di Dinsos dan Tagana, yang pasti bantuannya berupa sembako dan santunan buat keluarga korban," pungkasnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi