BERITABETA.COM, Ambon  -  Jumlah penderita human immunodeficiency virus [HIV] di Provinsi Maluku  selama 5 tahun terhitung pada 2015 – 2020 mencapai angka 3.134 orang. 

Berdasarkan jenis kelamin jumlah penderita terbanyak adalah kaum pria yakni sebanyak  1.694 orang. Sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.440 orang.

Demikian disampaikan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Maluku.

"Penderita HIV paling banyak adalah pria. Angkanya mencapai 1.694 orang dari total rata-rata yang terdata selama lima tahun terakhir," kata Manajer KPA Provinsi Maluku, Chris Hutubessy, seperti dikutip Antara di Ambon, Selasa (23/11/2021).

Dia mengatakan, jumlah pria pengidap HIV yang terdata pada 2015 sebanyak 215 orang, lebih rendah dibandingkan perempuan pengidap HIV.

Angka tersebut kemudian naik menjadi 347 orang pada 2016 dan meningkat tajam menjadi 415 orang pada 2017, tetapi kembali menurun menjadi 203 pada 2018, lalu kembali naik menjadi 291 pada 2019 dan turun menjadi 223 orang pada 2020.

Sementara perempuan pengidap HIV pada 2015 ditemukan sebanyak 226 orang, naik menjadi 290 orang pada 2016 dan turun menjadi 273 orang pada 2017. 

Pada 2018, angkanya meningkat menjadi 277 orang lalu turun drastis menjadi 205 orang pada 2019 dan terus turun menjadi 169 orang pada 2020.

"Rata-rata perempuan yang tertular HIV/Aids di Maluku berasal dari pasangannya, bisa itu pacar atau suami yang suka jajan sembarangan di luar tanpa menggunakan kondom," ujar Chris.

Dikatakannya, tren kasus HIV di Maluku pada 2015-2020, tertinggi terjadi pada 2017, jumlah kasus yang ditemukan mencapai 688 orang. Angkanya menurun menjadi 480 kasus pada 2018 tapi kemudian naik kembali menjadi 496 kasus dan menurun menjadi 392 kasus.

Sedangkan Aids pada 2015-2020, tertinggi terjadi pada 2016, jumlah orang dengan HIV/Aids (odha) mencapai 127 orang. Angka tersebut menurun menjadi 88 orang pada 2017 dan turun lagi menjadi 68 orang pada 2018, tapi kembali naik menjadi 78 orang pada 2019 dan turun lagi menjadi 67 orang pada 2020.

"Tren HIV/Aids di Maluku selama bertahun-tahun angkanya memang cenderung naik turun, bisa tiba-tiba yang terdata meningkat tajam tapi di tahun berikutnya juga mengalami penurunan. Data-data ini dihimpun dari klinik pelayanan, dukungan dan pengobatan (PDP)," kata Chris Hutubessy (*)

Sumber : Antara