BERITABETA.COM, Ambon – Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Provinsi Maluku Asep Riyadi  menyebut, nilai impor (Maluku) periode Januari-Juli 2021 naik sebesar 24,16 persen. Sebaliknya dalam periode yang sama atau Januari-Juli 2020 sebesar 54,45 juta dolar AS (turun).

“Kumulatif nilai impor Maluku periode Januari-Juli 2021 sebesar 67,61 juta dolar AS atau naik 24,16 persen. Selama periode Januari-Juli 2021, negara asal impor Maluku adalah Singapura dan Malaysia. Impor terbesar dari Singapura dengan nilai 33,45 juta dolar AS,” kata Asep Riyadi di Ambon, Senin (06/09/2021).

Ia menerangkan, komoditas yang diimpor dalam periode Januari-Juli 2021 yaitu komoditi bahan bakar mineral berupa minyak ringan dan preparatnya. Termasuk bahan bakar motor tanpa timbal dari RON lainnya, yang tidak dicampur - minyak bahan bakar.

Secara kumulatif, kata dia, periode Januari-Juli 2021 volume impor Maluku mencapai 118,28 atau turun 19,88 persen, atau berbeda (tidak sebanding) dengan periode Januari-Juli 2020.

“Kontribusi sektor migas sangat dominan pada aktifitas impor Maluku, seluruh kegiatan impor berasal dari sektor (migas),” kata Riyadi.

Ditambahkannya, impor pada Juli 2021 mencapai 4,69 juta dolar AS atau turun sekitar 70,39 persen. Sedangkan Juni 2021 mencapai 15,84 juta dolar AS. Komoditi yang diimpor berasal dari sektor migas.

"Impor yang dilakukan berupa minyak ringan dan preparatnya dari RON lainnya tidak dicampur," klaim Riyadi.

Terkait pelabuhan bongkar barang impor Maluku periode Januari-Juli 2021, menurut Riyadi, hanya dilakukan di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. dimana volume impor Maluku pada Juni 2021 mencapai 6.510 ton.

Bagi dia, nilai itu mengalami penurunan sekitar 74,79 persen bila dibandingkan dengan volume impor pada Mei 2021.

Sedangkan neraca perdagangan Maluku masih surplus pada Juli sekitar 17,01 juta dolar AS.

“(Surplus) itu terjadi karena Juli 2021 Maluku ada aktivitas ekspor senilai 21,07 juta dolar AS, dan impor 4,69 juta dolar AS,”timpal Riyadi. (BB-RED)