Kunker ke Ambon, Menteri ESDM Pastikan Kesiapan PLN UIW MMU Jelang Nataru
“BMPP Nusantara 1 dilengkapi dengan sistem kontrol otomatis yang memungkinkan pengaturan operasi pembangkit secara efisien dan andal. Dengan desain terapungnya, pembangkit ini memiliki fleksibilitas tinggi sehingga dapat dipindahkan ke lokasi lain sesuai kebutuhan pasokan listrik,” ungkapnya.
Menyambung apa yang disampaikan Menteri Bahlil, Awat mengatakan, pihaknya juga telah melalukan apel Siaga Kelistrikan Nataru 2025, Senin (16/12/2024). Hingga kini, 1.250 personel dan 20 orang tim PDKB telah disiagakan di 203 posko yang tersebar Maluku dan Maluku Utara. Ribuan personel ini dilengkapi perlengkapan dan peralatan yang mumpuni.
Yakni, sebanyak 67 motor dan 156 mobil. Terdapat juga 29 unit UGB, 2 unit crane, 10 unit UPS, dan 63 unt genset. Selain itu, UPS 8 unit, UGB 22 unit, ERS standby 1 Unit, Crane 2 Unit, dan Mobil 156 Unit serta Motor 64 Unit.
“Bersama Pak Menteri tadi juga Kami menerangkan terkait perkiraan Beban Puncak (BP) di perayaan Nataru yang mana menyentuh 133,49 MW untuk wilayah Maluku, dengan daya cadangan sebesar 104,92 MW. Sementara Maluku Utara diperkirakan mencapai 114,49 MW, dengan daya cadangan sebesar 36,42 MW. Khusus Kota Ambon, Sistem Ambon relatif aman dengan Beban Puncak tertinggi pada periode Siaga diperkirakan tercapai pada 8 Januari 2025 sebesar 68,01 MW dengan cadangan sebesar 32,55 MW,” tutur Awat.
Pada 25 Desember 2024, Beban Puncak diperkirakan sebesar 62,14 MW dengan cadangan sebesar 38,42 MW. Pada 1 Januari 2025, Beban Puncak diperkirakan sebesar 60,32 MW dengan Cadangan sebesar 40,24 MW.
Di sisi lain, Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero), Adi Lumakso menyampaikan, PLN UIW MMU siap mendukung momen perayaan Natal dan Tahun Baru dengan maksimal.
"Kami atas nama PLN berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat secara aman dan andal. Adapun terkait daerah-daerah yang masih belum 24 jam pengoperasiannya, kami sudah melakukan skema perencanaan, yakni sistem hybrid dan lainnya yang disesuaikan dengan potensi sumber energi lokal setempat. Terkait dengan waktu pengoperasian ke 24 jam, ini tentu akan direalisasikan secara bertahap," tutup Adi. (*)
Editor : Redaksi