Proyek Maluku Integrated Port Masuki Babak Baru, Gubernur Maluku Ikuti Penandatanganan MoU di Jepang

Dalam kerja sama ini, IMJ akan menangani koordinasi lokal dan dukungan teknis dengan pemangku kepentingan di Indonesia, sedangkan Shanxi Sheng’an Co., Ltd. akan berkontribusi melalui pengalaman dan teknologi pengembangan pelabuhan modern.
Adam Prakoso, Direktur IMJ, mengatakan kerja sama ini merupakan momentum penting untuk memperkuat hubungan investasi antara Indonesia dan Tiongkok di bidang infrastruktur strategis.
“Kolaborasi ini diharapkan membawa manfaat nyata bagi pembangunan nasional, khususnya untuk kawasan Maluku dan Indonesia bagian timur,” ujarnya.
Sementara Wang Ting, Direktur Eksekutif Shanxi Sheng’an Co., Ltd., menegaskan bahwa kerja sama ini mencerminkan semangat kemitraan jangka panjang antara kedua negara.
“Pelabuhan ini akan menjadi pintu baru bagi Maluku memasuki jaringan ekonomi global. Kita tidak ingin lagi menjadi daerah pinggiran, tapi menjadi simpul yang menghubungkan Indonesia dengan dunia,” ujar Gubernur Hendrik Lewerissa usai menyaksikan penandatanganan MoU di Osaka.
Ia menegaskan, kehadiran proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi bagian dari strategi besar pemerintah provinsi untuk membuka isolasi wilayah, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat posisi Maluku sebagai poros maritim timur Indonesia.
“Maluku memiliki potensi laut dan sumber daya alam luar biasa, tapi tanpa infrastruktur logistik yang memadai, potensi itu tidak akan bernilai maksimal. MIP hadir untuk menjembatani kesenjangan itu,” tegas Lewerissa.
Lebih lanjut, Gubernur Lewerissa menyebut MoU ini sebagai langkah nyata dalam membuka gerbang investasi ke Maluku, setelah sekian lama wilayah kepulauan itu menghadapi keterbatasan infrastruktur dasar.
“Selama ini banyak investor hanya datang untuk melihat. Tapi sekarang, kita sudah sampai pada tahap kerja konkret. MoU ini menandai keseriusan dua pihak untuk menjadikan Maluku tidak lagi tertinggal,” katanya.
Pemerintah Provinsi Maluku akan memberikan dukungan penuh terhadap studi kelayakan dan seluruh proses perizinan yang dibutuhkan agar proyek MIP bisa segera terealisasi.
“Pemerintah tidak ingin proyek ini berhenti di atas kertas. Kami akan kawal sampai tahap konstruksi dimulai. Maluku butuh pelabuhan modern untuk melayani masa depan,” tutur Gubernur.
Dengan penandatanganan ini, langkah menuju pembangunan Maluku Integrated Port resmi dimulai. Studi pendahuluan akan mengkaji kelayakan teknis, ekonomi, dan lingkungan proyek sebelum masuk tahap feasibility study dan kontrak kerja sama.
Harapan besar kini tumbuh, dari Osaka untuk Maluku, dari kerja sama lintas bangsa untuk masa depan Indonesia Timur.
Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi distribusi barang, memperluas peluang investasi, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat (*)
Editor : Redaksi