Maluku Punya ‘Harta Karun’ di Laut dengan Potensi Senilai Rp 6 T
Ke-14 varian baru dari jenis ikan hias nemo merupakan hasil rekayasa Badan Perikanan Budidaya Laut (BPPL) Ambon. BPPL mempertimbangkan fokus berorientasi pasar saat mengembangkan varian ikan hias tersebut. Harapannya, hasil pengembangan bisa diminati oleh pasar penyuka ikan hias.
Slamet menjelaskan, secara umum ikan hias jenis nemo ini memiliki pangsa pasar yang luas dan termasuk salah satu jenis ikan hias yang paling banyak diminati kalangan penyuka ikan hias di dalam dan luar negeri.
Potensi Budidaya Ikan Hias
KKP melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon, Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan KP, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), tahun 2020 lalu telah menyelenggarakan Pelatihan Pembesaran Ikan Hias Nemo dengan Resirculating Aquaculture System (RAS) .
Teknologi RAS merupakan teknologi yang menerapkan sistem budidaya ikan secara intensif dengan menggunakan infrastruktur yang memungkinkan pemanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air).
Pemanfaatan tersebut seperti fisika filter, biologi filter, ultra violet (UV), generator oksigen yang berfungsi untuk mengontrol dan menstabilkan kondisi lingkungan ikan.
Beberapa keunggulan penggunaan teknologi RAS adalah mampu mempertahankan kualitas air dengan baik, menghemat penggunaan air, meningkatkan tingkat survival rate (SR), meningkatkan performa ikan nemo (clownfish) dan dapat diusahakan pada lahan yang terbatas (*)
Editor : Redaksi