MATAN Akan Gelar Diskusi ‘Reposisi Gerakan Tasawuf di Era Milenial’

Apakah betul bahwa tasawuf merupakan salah-satu faktor dari kemunduran umat muslim karena dalam ajarannya menyampingkan unsur-unsur rasionalitas? Ataukah benar bahwa gerakan tasawuf ini mendorong setiap individu melepaskan diri alih-alih “tidak peduli” terhadap problem sosial? Apakah benar bahwa tasawuf itu bidah? Terakhir, lantas apa perbedaan antara tasawuf dengan aliran kebatinan?
Dari keseluruhan pertanyaan di atas maka MATAN Provinsi Maluku menyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema “Reposisi Gerakan Tasawuf di Era Milenial”.
Dijelaskan, kata “reposisi” dalam tema itu digunakan untuk menjelaskan bahwa substansi ajaran/gerakan tasawuf baik dalam pemahaman dan aplikasinya harus ditempatkan sesuai pada tempatnya. Jika tasawuf tidak ditempatkan sesuai pada tempatnya (“di-reposisikan”), maka yang terjadi adalah pemahaman yang “keliru” terhadap tasawuf itu sendiri.
“Dalam kesempatan ini kami mengajak, mari bergabung dalam diskusi dan buka puasa bersama MATAN Provinsi Maluku. Semoga, hasil diskusi ini nantinya dapat memberi pemahaman yang komprehensif terkait gerakan tasawuf di masa depan,” ajaknya (BB-DIO)