Pemuda dan Mahasiswa Maluku Gelar Diskusi Pemilu Damai Tanpa Hoaks
BERITABETA.COM, Ambon – Ditetapkannya Provinsi Maluku sebagai satu diantara daerah dengan potensi kerawanan yang tinggi secara Nasional, telah mendorong sejumlah pemuda dan mahasiswa Maluku menggelar diskusi seputar Pemilu 2019.
Pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Rumah Milenial, Senin (4/2/2019) menggelar diskusi publik dengan mengusung tema “Peran Pemuda dan Mahasiswa Maluku dalam mewujudkan Pemilu 2019 yang Damai, Bermartabat, Tanpa Hoax”.
Diskusi yang berlangsung di Cafe Pelangi, Kota Ambon, ini menghadirkan sejumlah pembicara masing-masing, Asmin Mardian selaku Anggota DPRD Kota Ambon, Subhan Pattimahu selaku Ketua DPD KNPI Provinsi Maluku, Dr. Abdul Manaf Tubaka selaku Pengajar di IAIN Ambon dan Rully Asrul Pattimahu selaku Komisioner Penyiaran Indonesia Daerah Maluku.
Ketua KPU Provinsi Maluku Syamsul Rifan Kubangun dalam sambutannya saat membuka diskusi public menyampaikan apresiasi positif terhadap Rumah Milenial yang menyelenggarakan kegiatan diskusi publik.
“Ini adalah bentuk pengawasan dari masyarakat atau civil society dalam merespon permasalahan pemilu maupun ancaman berita hoak yang meresahkan”, tandas Kubangun.
Dalam diskusi ini sejumlah narasumber menyampaikan berbagai pandangan. Ketua DPD KNPI Provinsi Maluku, Subhan Pattimahu mengatakan bahwa partisipasi kaum milenial di Pemilu 2019 makin tinggi.
“Saya melihat kaum milenial sangat antusias dalam perhelatan Pemilu 2019 ini,”katanya.
Kaum milenial, kata Subhan, menginginkan adanya perubahan di Maluku, karena 40% pemilih di Maluku adalah pemilih milenial. “Mereka menginginkan adanya perubahan di Maluku,” sambung dia.
Hal senada juga disampaikan anggota DPRD Kota Ambon, Asmin Matdoan. Ia mengatakan saat ini pemuda yang akan menentukan arah Bangsa Indonesia. “Para pemuda yang mewarnai sejarah Bangsa Indonesia serta para pemuda yang nanti harus menjaga pemilu agar damai,” ungkapnya.
Asmin juga menitipkan pesan bahwa para pemuda harus benar-benar memperhatikan calon yang akan dipilih nanti di Pemilu. “Pemuda harus memiliki pengetahuan terkait para calon-calon yang nantinya akan mewakili rakyat di parlemen,” katanya.
Sedangkan Komisioner Penyiaran Indonesia Daerah Maluku, Rully Asrul Pattimahu mengatakan KPID sebagai lembaga pengawas penyiaran akan selalu berperan menjalankan fungsi pengawasan dalam penyiaran terhadap berita dan informasi yang bersifat hoaks.
“Penyiaran menggunakan frekuensi, frekuensi itu dimiliki oleh publik dan dikonsumsi publik, sehingga radio dan TV yang menggunakan frekuensi tidak boleh menyebarkan hoak,” janjinya.
Rully menambahkan ada beberapa pengawasan yang dilakukan KPID. Yaitu pengawasan tidak langsung yang dilakukan oleh KPID dan pengawasan langsung oleh masyarakat. “Jadi melawan hoaks perlu upaya bersama dari masyarakat,” tegasnya
Selanjutnya Dr. Abdul Manaf Tubaka selaku Pengajar dari IAIN Ambon mengkritisi soal pendidikan politik yang belum memadai. “Institusi demokrasi kita sudah terbangun hanya untuk merawat demokrasi ini belum berjalan karena pemilih pemula dan kelompok milenial belum mendapat pendidikan politik yang memadai,” tandas Tubaka.
Selain penyampaian dari Narasumber, peserta yang hadir juga menyampaikan pendapat dan bertanya kepada narasumber. Setelah diskusi publik, dilanjutkan dengan deklarasi yang mengatakan “Kami jaringan milenial se- Maluku raya berkomitmen untuk mewujudkan Pemilu 2019 yang damai, bermartabat, aman dan tanpa hoaks” (BB-DIO)