Mengintip Bisnis Takjil Online di Tengah Pandemi Corona
BERITABETA.COM, Masohi – Ramadhan identik dengan beraneka ragam makanan pembuka atau kerap sebut takjil. Takjil menjadi barang yang sering diincar menjelang berbuka, pasar ramai dengan kunjungan pembeli yang ingin mencari aneka macam takjil untuk berbuka puasa.
Semenjak merebaknya wabah corona, pasar takjil yang menjadi ciri khas Ramadhan menjadi sepi. Tak ada lagi pengunjung, seiring adanya pemberlakuan social distancing dan physical distancing.
Para pelaku usaha takjil mulai beralih ke penjualan secara online. Produk-produk takjil ditawarkan melalui media social seperti Instagram dan Facebook. Pelaku usaha takjil online ini dapat ditemui di Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.
Kota dengan jumlah penduduk sebanyak 32.054 jiwa dengan populasi jumlah penduduk muslim sekitar 65 persen ini, memang menjanjikan untuk pengembangan usaha takjil di bulan Ramadhan.
Ide bisnis inilah yang menjadi target sebuah akun bisnis berbasis online yang diberi nama ‘MARKAS JAJAN KITA’.
Akun ini merupakan tempat berkumpulnya pelaku usaha takjil yang memanfaatkan kecanggihan teknologi melalui media sosial Instagram. Dengan menghimpun sebanyak enam orang anak muda kreatif di kota Masohi, ‘MARKAS JAJAN KITA’ menawarkan ragam jenis takjil yang memukau para peminat.
Ragam takjil ditawarkan dengan meng-upload foto jenis takjil yang menggoda. Berisi kalimat promosi dan ajakan melalui instagram @markasjajan.kita. Nama menunya pun terasa asing di telinga. Misalnya, Spagheti Bologness, Chocolave Cake dan seterusnya.
Dengan menyasar pembeli kalangan milenial, akun ‘MARKAS JAJAN KITA’ kerap banjir pembeli, namun akun ini jarang menawarkan menu-menu lokal tradisional yang kerap menjadi menu favorit kalangan penduduk lokal. Sebut saja, asida, rasoles, namu-namu, kolak dan sejenisnya, hampir jarang ditemui di group bisnis online ini.
Sebagai pemula ‘MARKAS JAJAN KITA’ termasuk salah satu akun bisnis online yang meraih sukses di tengah pandami corona, khususnya di Kota Masohi.
Dalam bincang-bincang dengan beritabeta.com, salah satu pengelola dan owner akun MARKAS JAJAN KITA, Sara Pattisahusiwa mengatakan, meski kerap banjir permintaan, strategi pemasaran yang dijalankan hanya berpatokan pada jumlah permintaan.
“Jadi kita menjual produk dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan permintaan konsumen melalui sistem pre order,” kata Sara.
Menurut Sara, ada beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan sistem penjualan pre order. Antaranya jenis produk makanan/takjil yang ditawarkan lebih bervariasi. Produk makanan pasti habis terjual karena dibuat berdasarkan pesanan konsumen.
“Lebih nyaman sebagai pemula dengan modal yang kecil, perputaran uang lebih cepat dan pastinya produk makanan yang ditawarkan sudah pasti “fresh food” dan ‘best taste” dengan harga yang terjangkau,” bebernya.
Sara menjelaskan, yang terpenting dari bisnis ini adalah kualitas produk, bukan dari jumlah produk yang dijual. Produk takjil yang diorder akan lngsung diantar ke tempat konsumen, dimana konsumen tidak perlu membuang waktu keluar dari rumah untuk mengambil orderannya.
Berapa harga menu takjil yang ditawarkan di akun ‘MARKASJAJAN KITA’? Di akun ini menu yang ditawarkan cukup beragam, ada beberapa varian produk andalan yang sering dipesan oleh pembeli. Sebut saja Chocolava cake dengan harga Rp. 15.000 per cup (isi dua), Spaghetti Bologness Rp. 25.000, Pompom Tahu Rp. 10.000, Browkat (Brownis Alpukat) Rp. 25.000, dan Salad Buah Rp. 20.000.
Selain MARKAS JAJAN KITA, ada juga pelaku usaha takjil online yang dikelola secara per orangan di Masohi. Seperti yang dilakoni Oktavia Pelupessy. Warga Kampung Timur, Kota Masohi ini, juga termasuk pelaku usaha takjil online yang ikut mendulang rupiah di bulan Ramdhan.
Selama pandemi corona, Oktavia mengaku, permintaan takjil melalui media olline mengalami peningkatan yang cukup. Pasalnya, para konsumen merasa lebih nyaman untuk tetap di rumah selama masa pandemi.
“Orang merasa nyaman, memilih tetap di rumah dan tinggal menggunakan prangkat smart phone dan memesan,” tandas Ona sapaan akrabnya.
Sama seperti yang dipraktekkan, MARKAS JAJAN KITA, Oktavia juga menggunakan penjualan takjil melalui system pre order dan system ready stock. Hanya saja pembeli yang disasar adalah pengguna media sosial Facebook.
“Jadi jumlah takjil yang akan dibuat tidak hanya sesuai orderan tetapi jumlahnya dilebihkan untuk mengantisipasi jika ada permintaan mendadak dari konsumen. Takjil juga bisa langsung diantar ke tempat konsumen atau konsumen bisa langsung datang mengambil sendiri,” bebernya.
Menu andalan yang kerap ditawarkan Oktavia, antaranya serabi kinca. Penganan dengan bahan dasar tepung beras dengan tambahan saos gula merah yang dihargai Rp. 2000/buah. Selain serabi kinca, ada juga risoles, kue lumpur dan es pisang ijo.
‘MARKAS JAJAN KITA’ dan Oktavia Pelupessy adalah contoh dari pengusaha kuliner yang memanfaatkan situasi pandemi corona untuk tetap berbisnis via online di kota Masohi.
Selain membantu konsumen, bisnis takjil online juga sebagai salah satu upaya membantu pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran virus corona dan mendukung himbauan untuk tetap di rumah (BB-ES)