Mercy Barends : Siswa Maluku Harus Dibentuk Berjiwa Kritis dan Inovatif

"Guru kita harus dilindungi. Banyak yang mengajar dengan menempuh perjalanan berat, naik perahu, berjalan kaki di pegunungan dan pesisir. Ini pekerjaan besar yang harus kita selesaikan bersama"
BERITABETA.COM, Ambon —Anggota Komisi X DPR RI, Mercy Chriesty Barends menyatakan komitmenya untuk terus berjuang memajukan dunia pendidikan di Provinsi Maluku.
Mercy menyampaikan dorongan agar kedepan pelajar atau siswa siswi di Maluku dapat dibentuk menjadi kritis, inovatif, kreatif dan peka terhadap kondisi yang terjadi saat ini, termasuk melawan kemiskinan di Maluku.
“Anak-anak harus belajar memahami sejak dini bahwa ilmu yang mereka dapatkan harus dikontekstualisasikan dengan realitas sosial di Maluku. Mereka belajar agar suatu saat mampu mengelola sumber daya alam laut, pesisir, hutan, dan daratan untuk kesejahteraan daerah ini,” kata Mercy di Ambon, Rabu (27/8/2025).
Hal ini juga disampaikan Mercy dalam Workshop Pendidikan kerja sama Komisi X DPR RI dan Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) RI, yang berlangsung di Swiss-Belhotel Ambon, Rabu, 27 Agustus 2025.
Dalam Workshop dengan tema “Pembelajaran Bermakna: Mendorong Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa,” itu Mercy menegaskan, pendidikan di Maluku harus menghasilkan lulusan yang tidak hanya mengejar ijazah, tetapi juga memiliki kesadaran kritis terhadap realitas sosial, termasuk kemiskinan, ketimpangan, dan keberagaman di wilayah kepulauan.
Ia menekankan pentingnya memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat proses belajar, beradaptasi dengan perubahan, serta membangun kultur berpikir kritis dan inovatif.
Hal ini, kata Mercy, menjadi kunci mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan zaman sekaligus peduli pada lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Mercy juga menyoroti pentingnya peran guru sebagai ujung tombak pendidikan di daerah terpencil. Ia menilai perlunya perhatian terhadap kesejahteraan, keamanan, dan fasilitas pendukung para pendidik yang sering bertugas di wilayah sulit dijangkau.
“Guru kita harus dilindungi. Banyak yang mengajar dengan menempuh perjalanan berat, naik perahu, berjalan kaki di pegunungan dan pesisir. Ini pekerjaan besar yang harus kita selesaikan bersama,” terangnya.
Mercy menekankan perlunya pendataan siswa secara detail agar tidak ada anak yang putus sekolah. “Setiap anak yang tercecer harus kita tarik kembali masuk dalam sistem pendidikan. Tidak boleh ada satu pun yang tertinggal,” tegasnya.
Politisi PDI-Perjuangan ini menegaskan, kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, guru, dan masyarakat, sangat penting untuk membangun pendidikan berkualitas dan merata di Maluku.
“Jika ekonomi masyarakat kita perkuat dan pendidikan anak-anak kita perbaiki, saya yakin Maluku bisa keluar dari kemiskinan,” pungkasnya.
Turut hadir sebagai pemateri dalam Workshop Pendidikan ini, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Drs. James T. Leiwakabessy, M.M, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Drs. F. Taso, M.Si, dan Sekretaris PGRI Provinsi Maluku Laurens Makatipu, S.Pd. M.Pd.
Workshop Pendidikan ini dihadiri sebanyak 100 orang, terdiri dari 40 kepala SD, 35 kepala SMP, dan 25 kepala SMA/SMK se-Kota Ambon. (*)
Editor : Redaksi