"Para mahasiswa menilai sejumlah persoalan di RSUD Masohi sudah berlangsung lama tanpa solusi tuntas. Mulai dari kekurangan obat-obatan, dugaan diskriminasi layanan, kualitas pelayanan yang buruk, hingga utang rumah sakit yang mencapai Rp4 miliar,"

 

BERITABETA.COM, Masohi – Sejumlah mahasiswa yang tergubung dalam  Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Cabang Maluku Tengah dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Masohi menggelar aksi demonstrasi memprotes pelayanan kesehatan di RSUD Masohi.

Aksi yang berlangsung di depan kantor Bupati Maluku Tengah, pada Kamis (28/8/2025) itu berlangsung dengan menyertakan pamflet bertuliskan “Malteng Krisis Layanan Kesehatan”.

Puluhan mahasiswa itu memprotes pelayanan di RSU Masohi yang tidak maksimal sehingga menimbulkan keresahan yang kerap dialami para pasien. Mereka menyebut pasien BPJS Kesehatan yang tidak mendapat pelayanan maksimal dan sejumlah kekurangan lainnya.

Salah satu mahasiswa juga terlihat membawa pamphlet bertuliskan “BPJS bikin pasien stress”.

“Kami datang menyuarakan keluhan pasien BPJS yang diperlakukan secara tidak adil. Peraturan menteri kesehatan jelas menyebut peserta BPJS berhak mendapat layanan lengkap, tapi faktanya di RSUD Masohi tidak demikian bahkan sering merugikan masyarakat,” teriak  Ketua GMKI Cabang Masohi, Josua Ahwalam dalam orasinya.

Para mahasiswa menilai sejumlah persoalan di RSUD Masohi sudah berlangsung lama tanpa solusi tuntas. Mulai dari kekurangan obat-obatan, dugaan diskriminasi layanan, kualitas pelayanan yang buruk, hingga utang rumah sakit yang mencapai Rp4 miliar.

Untuk itu, mereka mendesak pemerintah kabupaten untuk segera mengambil langkah cepat agar RSUD sebagai fasilitas kesehatan rujukan masyarakat kembali dapat diandalkan.

Protes mahasiswa ini kemudian diterima oleh Sekretaris Daerah Maluku Tengah, Rakib Sahubawa.

Di hadapan mahasiswa Rakib menyampaikan apresiasinya atas sikap kritis mahasiswa yang menaruh perhatian terhadap kinerja pemerintah daerah.

“Ini bentuk partisipasi untuk mengontrol dan mengawasi pelayanan publik. Tugas kami adalah menghadirkan layanan terbaik ke masyarakat,” ujar Rakib.

Sekda Malteng ini mengaku memang ada sejumlah masalah serius di RSUD Masohi, terutama terkait kelangkaan obat dan pelayanan. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah sudah melakukan sejumlah langkah perbaikan.

Antaranya, proses pengadaan obat-obatan sudah kembali dilakukan, dan juga menyediakan peralatan pendukung berupa komputer untuk memperlancar klaim BPJS Kesehatan, hingga mengganti petugas farmasi.

Rakib Sahubawa juga menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai mitra strategis pemerintah dalam mengawal pelayanan publik. Menurutnya, kontrol sosial dari kampus merupakan bagian penting dari demokrasi dan upaya perbaikan tata kelola pemerintahan.

“Banyak hal memang belum tuntas, tetapi salah satu upaya perbaikan ialah adanya kontrol dari mahasiswa. Kemampuan kritis secara objektif sangat dibutuhkan. Kita juga butuh kontrol agar pemerintah tidak jalan sendiri,” tutupnya (*)

Editor : Redaksi