BERITABETA.COM, Jakarta – Perayaan Hari Ibu yang setiap tanggal 22 Desember diperingati di seluruh Indonesia diharapkan bisa semakin meneguhkan posisi politik perempuan dalam ranah publik.

Hal itu dikatakan Anggota Komisi X DPR RI, Reni Marlinawati di Jakarta, Jumat, (21/12/2018).

Menurut Reni, perempuan tak sedikit yang berkiprah di ruang-ruang publik dan menempati posisi kunci, baik di sektor pemerintahan dan negara maupun, sektor swasta. “Capaian itu harus senantiasa dijaga dan ditingkatkan untuk memastikan penguatan politik perempuan lebih kuat lagi,” tutur Reni.

Namun, sayangnya, beber Reni, kini penguatan politik perempuan tak berbanding lurus dengan melemahnya proteksi terhadap perempuan. Sejumlah persoalan mutakhir muncul ke permukaan mengindikasikan lemahnya perlindungan perempuan. “Masih mudah dijumpai perempuan menjadi korban kejahatan seksual, korban kejahatan siber (prostitusi maupun pornografi) serta korban ketimpangan ekonomi,” ungkapnya.

Untuk itu, mantan Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) periode 2012-2017 itu berharap kepada Negara untuk melakukan proteksi nyata terhadap potensi kekerasan yang menimpa kaum perempuan.

Bukan hanya itu, Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR itu pun mendesak pembahasan RUU Perlindungan Kekerasan Seksual agar segera dilakukan secara maraton, sebagai wujud komitmen negara atas ancaman kekerasan seksual yang mudah dijumpai di lapangan.  “Kami dorong, RUU Perlindungan Kekerasan Perempuan itu dapat disahkan pada tahun 2019, sebelum pergantian DPR periode baru,” pungkasnya.

Selain itu, Reni meminta pemerintah senantiasa mendorong penguatan kualitas perempuan Indonesia dengan menggandeng stakeholder terkait, baik di internal pemerintahan, mapun swasta dalam menghadapi derasnya arus informasi di era digital ini. Sebab, menurutnya, penguatan kualitas perempuan Indonesia akan berdampak positif bagi penyiapan generasi muda di masa yang akan datang.

Pemerintah, lanjut Reni, harus serius meningatkan kualitas perempuan Indonesia, agar sisi pendidikan (well educated), dan dalam penyerapan informasi (well informed) lebih baik. Bahkan khususnya perempuan di pedesaan dan perempuan perkotaan yang terpinggirkan dari sisi ekonomi pun perlu diperhatikan.

“Penguatan perempuan Indonesia merupakan investasi tak bernilai untuk menyiapkan generasi mendatang. Karena ibu atau perempuan merupakan sekolah pertama bagi anak-anak. Di sini pula relevansi diktum, perempuan merupakan tiang negara,” demikian Reni Marlinawati. (BB-ADIS)