BERITABETA.COM – Kegemukan dengan  penumpukkan lemak yang tidak normal atau obesitas disebut lebih rentan dan beresiko dua kali lebih berat bila terpapar virus corona (Covid-19).  Selain kondisi ini berdampak pada risiko kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

Melansir BBC, sebuah penelitian terhadap hampir 17.000 pasien di rumah sakit di Inggris yang mengalami obesitas, dengan indeks masa tubuh (BMI) lebih dari 30, mempunyai risiko meninggal 33 persen lebih besar dibandingkan seseorang dengan berat badan ideal atau tidak obesitas.

Dari catatan kesehatan NHS, menemukan, mereka yang obesitas berisiko dua kali lipat mengalami kematian akibat Covid-19.

Indeks massa tubuh dihitung sebagai berat seseorang dalam kilogram dibagi dengan tinggi badannya dalam meter kuadrat.

Federasi Obesitas Dunia menyampaikan, persentase tinggi orang yang tertular virus corona akan mempunyai BMI lebih dari 25.

Semakin berat tubuh, maka semakin banyak lemak dan semakin rendah kapasitas paru-paru. Oleh karena itu, tubuh memerlukan perjuangan yang lebih besar untuk mendapatkan oksigen ke dalam darah dan di seluruh tubuh.

Hal ini berdampak pula pada jantung dan aliran darah.

“Karena orang-orang kelebihan berat badan, mereka juga memiliki permintaan lebih banyak oksigen. Jadi itu berarti, sistem mereka benar-benar mengalami tekanan yang lebih besar,” kata Prof Naveed Sattar dari Universitas Glasgow seperti dikutip kompas.com.

Dalam situasi pandemi global virus corona saat ini, orang obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi.

“Akhirnya tubuh yang gemuk menjadi kewalahan oleh kurangnya oksigen yang masuk ke organ utama,” kata Dr Dyan Sellayah dari University of Reading.

Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa orang yang kelebihan berat badan dalam perawatan intensif, lebih berpotensi membutuhkan bantuan pernapasan dan dukungan fungsi ginjal.

Peran sel lemak Ilustrasi obesitas yang memengaruhi tekanan darah tinggi. Lihat Foto Ilustrasi obesitas yang memengaruhi tekanan darah tinggi.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa enzim yang disebut ACE2, yang ada dalam sel merupakan cara utama bagi virus memasuki tubuh.  Tingkat yang lebih tinggi dari molekul ini diperkirakan ditemukan di jaringan adiposa atau jaringan lemak.

Orang-orang yang mengalami obesitas mempunyai lebih banyak enzim ini di bagian bawah kulit dan sekitar organ mereka. Hal ini menjadi salah satu alasan bahwa orang obesitas mempunyai risiko lebih tinggi terhadap penyakit dan terserang oleh penyakit tersebut.

Apakah sistem kekebalan tubuh juga terpengaruh? Kemampuan tubuh untuk melawan virus atau respons imun tidak sebaik pada orang yang mengalami obesitas karena peradangan didorong sel-sel kekebalan disebut makrofag yang menyerang jaringan lemak. Jaringan ini mengganggu sel-sel merespons infeksi.

Menurut para ilmuwan, hal ini dapat menyebabkan badai sitokin yaitu reaksi berlebihan yang berpotensi mengancam sistem kekebalan tubuh serta menyebabkan peradangan dan kerusakan serius.

Masalah kesehatan lain Obesitas sering kali disertai dengan masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung, paru-paru lemah, hingga ginjal yang tidak berfungsi dengan baik. Hal ini mungkin tidak muncul hingga mengalami infeksi parah seperti Covid-19, dan itu semua memberikan tekanan ekstra pada tubuh.

Pasien dengan berat badan berlebih mungkin juga lebih sulit atau rawan untuk meredakan napas mereka. Cara terbaik yang dapat dilakukan agar tetap sehat yaitu dengan mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur.

Jalan cepat, berlari, dan bersepeda dapat menjadi pilihan yang baik, bahkan dengan langkah-langkah physical distancing yang berlaku.

Data Jumlah Obesitas Meningkat

Jumlah penderita obesitas dunia terus meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan RI 21 Januari 2019 menyebutkan jumlah penderita obesitas Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemkes Kirana Pritasari menuturkan, perilaku makan dan aktivitas saling berkontribusi terhadap faktor risiko obesitas seseorang.

Salah satunya mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Beberapa kegiatan yang dianjurkan di antaranya meningkatkan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, pemeriksaan kesehatan berkala, dan lainnya.

“Minimal satu tahun sekali kita tahu kondisi kesehatan kita. Menimbang (berat badan) kan tidak susah, bisa hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) kita jika obesitas maka harus mengurangi asupan,” tutur Kirana Pritasari (BB-DIP)