Peneliti Geologi Sebut Creeping Jadi Penyebab Tanah Amblas di Desa Leinitu

BERITABETA.COM, Ambon – Heboh amblasnya tanah di Desa Leinitu, Kecamatan Nusalaut, Kebupaten Maluku Tengah (Malteng) dinilai merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi akibat gerakan massa tanah atau tanah merayap (creeping).
Pendapat ini disampaikan Peneliti Geologi dari Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) LIPI Ambon, Fareza Sasongko Yuwono, M.Sc kepada beritabeta.com, Jumat sore (21/10/2019).
Menurut Fareza, peristiwa atau proses ‘creeping’ disebabkan oleh banyak faktor. Antaranya, adanya getaran getaran seperti gempa atau telah ada rekahan yang sudah terbentuk sebelumnya dan juga kejenuhan air tanah yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan intrusi air laut.
“Memang kita perlu melakukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti dan potensi bahayanya,” tandasnya.
Fareza yang aktif melakukan penelitian pascagempa berkekuatan magnitude 6,5 di Maluku ini mengatakan, kepastian penyebab terjadinya ‘creeping’ harus diteliti, agar informasi yang disampaikan ke public dapat berdasarkan dengan apa yang ditemukan di lapangan.
Sebelumnya, diberitakan kejadian tanah amblas di Desa Leinitu terjadi pascagempa bumi tektonik yang terjadi pada 4 November 2019. Amblasnya tanah di desa ini membuat masyarakat di desa tersebut menjadi resah, karena kasus serupa pernah terjadi pada 16 Juni 2012 silam.
Menurut keterangan Kepala Desa Leinitu, Decky Tanasale kejadian amblasnya tanah di Desa Leinitu terjadi dan membuat permukaan tanah turun sekitar 75 cm. Selain itu, terlihat juga air laut di lubang amblasan dengan kedalaman sekitar 100 meter.
Atas kejadian ini, Tanasale berharap agar ada pihak-pihak terkait misalnya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung untuk melakukan penelitian sebagaimana peristiwa serupa pada 16 Juni 2012.
“Saya kira langkah ini harus dilakukan agar hasil penelitian itu bisa meredakan keresahan masyarakat setempat,” tandasnya (BB-DIO)