BERITABETA.COM, Ambon — Warga di Kota Ambon, meminta kepada Pemerintah Kota [Pemkot] Ambon untuk melakukan penambahan Alat Kesehatan [Alkes] guna perangi stunting.

Permintaan itu disampaikan salah satu warga Negeri Batu Merah, Kecamatan Sirimau Iskarnain dalam kegiatan dialog stunting oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan [Kemenko PMK] bersama Pemerintah Kota Ambon dan BKKBN Provinsi Maluku di Kampung KB Negeri Batu Merah, Jumat (16/9/2022).

Iskarnain mengaku, penanganan stunting di desanya sudah sangat baik dilakukan oleh para petugas/penyuluh yang ada di Kota Ambon melalui berbagai program, namun dia meminta agar kedepannya diperbanyak alat-alat kesehatan dan Posyandu untuk menunjang berbagai layanan kesehatan, terutama berkaitan dengan stunting.

"Kedepannya saya berharap dapat diperbanyak lagi alat-alat kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan [Posyandu] sebagai layanan konsultasi dan imunisasi balita-balita yang ada di Negeri Batu Merah," pintanya.

Penjabat [Pj] Walikota Ambon Bodewin Wattimena menegaskan, Pemkot Ambon telah berkomitmen untuk percepatan penanganan stunting dengan menjadi orang tua asuh bagi keluarga stunting di kota bertajuk 'Manise' itu.

"Kami [Pemkot Ambon] telah berkomitmen untuk menjadi orang tua asuh stunting, dimana kita bekerjasama dengan BKKBN untuk menyuplai kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh keluarga stunting, khususnya di Kota Ambon ini," tegas Bodewin Wattimena. 

Wattimena membebekan, di Kota Ambon sendiri, angka prevalensi balita stunting pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 21,8% dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar 20,1%.

Dia mengaku, secara keseluruhan di Provinsi Maluku mengalami penurunan prevalensi stunting sebesar 1,7%, dimana tahun 2019 sebesar 30,4% menjadi 28,7% di tahun 2021 kemarin.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan, fokus penanganan stunting dapat dilakukan sedini mungkin yaitu kepada remaja-remaja putri yang nantinya akan menjadi ibu rumah tangga. 

"Stunting bukan hanya soal balita saja, tetapi remaja-remaja putri yang akan menjadi ibu rumah tangga juga perlu diperhatikan mulai dari meminum tablet tambah darah hingga diberikan asupan yang bergizi sehingga nantinya melahirkan anak-anak yang bebas stunting," katanya.

Dikatakan, selain masalah gizi, sanitasi air bersih dan lingkungan yang bersih juga memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap penurunan angka stunting di Indonesia melalui program bantuan stimulan perbaikan sanitasi. 

"Daerah kumuh sekarang menjadi perhatian penting Bapak Menko PMK bersama Bapak Menteri PUPR untuk bisa merangsang pertumbuhan sanitasi dengan mitra-mitranya di daerah," ucapnya. 

Untuk itu, dia mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk saling bahu-membahu guna mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia. 

"Marilah kita semua saling bahu-membahu untuk mengentaskan stunting ini. Jika stunting ini bisa kita atasi bersama maka anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa dapat mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045," pintanya. (*)

Pewarta : Febby Sahupala