BERITABETA.COM, Tobelo — PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) berhasil hadirkan senyum bagi warga dua desa di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku dengan penyalaan Listrik Desa (Lisdes).

Diketahui, dengan penyalaan serentak yang dilakukan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tobelo di Desa Pumadada dan Desa Baja baru-baru ini membuat sebanyak 118 warga kini telah merasakan nikmatnya kemudahan dalam beraktivitas sehari-hari dengan menggunakan bantuan energi listrik.

General Manager PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula dalam rilisnya yang diterima beritabeta.com di Ambon, (3/5/2024) menandaskan, pemerataan akses listrik hingga ke pelosok merupakan salah satu mandat yang diembani PLN.

Menurutnya, saat ini listrik sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga rencana usaha.

“Kita tahu bersama bahwa listrik ini sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, dari kebutuhan rumah tangga hingga rencana usaha. Bersama dengan pemerintah, kami berupaya untuk mewujudkan kemudahan akses itu untuk masyarakat, terutama di wilayah kerja PLN UIW MMU. Mimpi kami melihat seluruh masyarakat yang tersebar di 2 Provinsi yakni Maluku dan Maluku Utara dapat menikmati listrik PLN hingga 100%. Untuk itu kami terus berupaya akan merealisasikan hal tersebut secara bertahap,” tandas Awat Tuhuloula.

Awat berharap, melalui penyalaan listrik di dua desa ini, ratusan masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaatnya. Selain itu, dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup di daerah masing-masing.

“Jadi, pakailah listrik sesuai kebutuhannya. Manfaatkan juga untuk mendukung usaha-usaha apapun yang dapat menghasilkan pemasukan bagi keluarga, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat dapat lebih meningkat," harapnya.

Sementara itu, Assistant Manager Pemasaran UP3 Tobelo, Husen menuturkan, sebelum jaringan listrik PLN masuk, kedua desa tersebut hanya mengandalkan mesin diesel, dengan kapasitas daya yang belum dapat mencukupi kebutuhan masyarakat setempat.

Dia mengungkapkan, selain mengandalkan mesin diesel milik pemerintah desa, warga setempat hanya dapat mengandalkan mesin diesel yang dimiliki di rumah masing-masing.

Apesnya, tidak semua warga memiliki fasilitas diesel pribadi di rumah. Mengingat harga mesin diesel yang cukup mahal, belum ditambah dengan biaya pemeliharaan, serta harga minyak yang relatif tinggi, sehingga masyarakat tidak dapat menikmati listrik secara kontinyu.

“Pemerintah daerah setempat kemudian mengambil langkah kolaborasi bersama PLN untuk menghadirkan listrik di kedua desa ini. Tentu hal tersebut berarti bahwa sinergitas harus kita bangun bersama untuk kepentingan hajat hidup orang banyak dalam memajukan suatu daerah," ungkap Hasan.

Dia menjelaskan, sebelum listrik PLN masuk, masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 6 jam untuk menggunakan listrik untuk keperluan rumah tangga. 

Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki tambah dia, pemerintah desa dan PLN menganggap perlu adanya jaringan listrik PLN yang harus dibangun guna mendukung peningkatan kualitas hidup masayarakat, peningkatan kualitas taraf hidup dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

"Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa kondisi di kedua desa ini memiliki potensi untuk dapat lebih berkembang dengan adanya dukungan fasilitas yang memadai, salah satunya yaitu dengan menghadirkan listrik secara andal dan berkualitas," jelasnya.

Hasan membeberkan, jaringan listrik milik PLN yang masuk di Desa Pumadada dan Desa Baja ini disuplai langsung dari PLTD Barataku dengan kapastias mesin sebesar 100 kVA.

"Untuk beban daya yang disalurkan di kedua desa tersebut sebesar 5 kW, mengingat jam nyala di kedua desa tersebut masih berkisar pada 12 jam," bebernya.

Ia berharap dengan hadirnya listrik di kedua desa ini mampu memberikan kenyamanan dalam menjalani rutinitas sehari-hari, sekaligus menjadi pemicu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Yang sebelumnya listrik menyala 6 jam kini masayarakat dapat menikmati listrik selama 12 jam. Kini anak-anak yang mau belajar hingga larut malam dapat terfasilitasi, orang tua yang ingin mempersiapkan barang jualan untuk diperjualbelikan esok hari tidak perlu khawatir lagi akan ketersediaan listrik," harapnya. (*)

Editor : Azis Zubaedi