“Medan geografis, keterbatasan akses logistik, dan waktu distribusi yang panjang memaksa kami untuk berpikir lebih adaptif. Tapi justru di situlah tantangannya: menciptakan terobosan lokal yang relevan dan berdampak langsung bagi masyarakat dan pelayanan publik,” tegas Noer Soeratmoko.

Ia memastikan bahwa praktik baik seperti di Masohi akan menjadi referensi untuk wilayah kerja PLN lainnya yang memiliki karakteristik serupa.

PLN juga terus berupaya membangun budaya inovasi teknis di level operasional, sembari menjaga standar keselamatan, mutu layanan, dan akuntabilitas publik dalam setiap penyambungan.

Sementara itu, Manager PLN UP3 Masohi, Yohanes Berchman Wawan Dwi P, menganggap langkah ini  sebagai bentuk inovasi praktis namun berdampak langsung terhadap percepatan layanan.

“Prinsip kami sederhana: jangan biarkan aset diam saat target harus bergerak. Pemanfaatan mobil dan kubikel retur ini adalah bukti bahwa solusi tercepat sering kali sudah ada di sekitar kita. TMP hanyalah standar, tapi kalau bisa menyala lebih cepat, tidak ada alasan menunda. Ini cara kami mengamankan pendapatan dan menjaga kepuasan pelanggan,” jelas Yohanes (*)

Editor : Redaksi