BERITABETA.COM, Ambon – Proyek USAID SEA di Provinsi Maluku resmi ditutup, Selasa (15/12/2020). Penutupan ini dirangkaiu dengan merayakan hasil capaian proyek yang dikerjakan melalui kemitraan erat dengan pemerintah daerah, para mitra pelaksana, pemangku kebijakan, dan masyarakat lokal.

USAID melalui Proyek Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) mendukung program prioritas pemerintah pusat dan daerah khususnya dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan untuk meningkatkan produksi ikan dan ketahanan pangan serta pembentukan kawasan konservasi perairan.

Acting Director Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia, Jason Seuc, yang diwakili oleh James Halperin menyampaikan penghargaan kepada para mitra dan pemerintah daerah Provinsi Maluku, khususnya DKP Provinsi Maluku yang telah mengupayakan pengarusutamaan proyek ini dan memberikan akses dan kolaborasi pengelolaan Perikanan berkelanjutan selama masa pelaksanaan proyek.

Jason mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Provinsi Maluku dan seluruh mitra kerjasama kami.  Dengan komitmen yang tinggi, bersama-sama telah mendorong pengelolaan sumber daya laut dan perikanan secara berkelanjutan.

“Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, bangga dengan hasil capaian dari hasil kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Maluku dengan melihat hasil kerja sama kami dengan Pemerintah Provinsi di Maluku,” ungkapnya.

Jason menjelaskan, dari proyek ini telah tercipta lima kawasan konservasi perairan baru yang mencakup lebih dari 270.000 ha yang akan mendukung mata pencaharian lebih dari 93.000 nelayan, dari lebih dari 52 desa pesisir, melalui stok ikan yang berkelanjutan dan peluang baru untuk ekowisata bahari.

Meskipun USAID SEA, kata dia hampir berakhir, USAID tetap berkomitmen untuk bermitra dengan Indonesia dalam perikanan berkelanjutan dan konservasi laut untuk melindungi lautan kita saat ini dan di masa depan,” ungkap Jason Seuc dalam sambutannya.

Sementara Gubernur Maluku Murad Ismail dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Kasrul Selang, menyatakan Pemprov Maluku menyambut baik serta memberikan apresiasi kepada Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID Indonesia atas pelaksanaan proyek USAID SEA selama lima tahun yang dimulai pada tahun 2016.

Kasrul Selang menambahkan,  pemerintah daerah akan terus mengupayakan keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya laut dan upaya-upaya konservasi untuk menjaga ketersediaan sumber daya laut.

Dikatakan, sudah banyak kegiatan yang dilakukan bersama USAID SEA project mulai dari penguatan nelayan untuk mendaftarkan kapal, menyelesaikan proses perencanaan tata ruang laut yaitu RZWP3K dan terkait pembentukan kawasan konservasi perairan.

“Pemerintah Provinsi Maluku dan Proyek USAID SEA telah melakukan kerja sama yang bertujuan mendukung Pemerintah Indonesia dalam memperkuat tata kelola sumber daya perikanan dan kelautan, serta konservasi keanekaragaman hayati di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 Indonesia,” tandasnya.

Selama masa proyek USAID SEA, lanjutnya, telah menginisiasi berbagai program dalam hal pengelolaan Perikanan Berkelanjutan, Kawasan Konservasi Perairan, Rencana Tata Ruang Laut, serta Penegakan Hukum dalam penanggulangan perikanan yang merusak dan ilegal (IUU Fishing).

Dikatakan, dengan dukungan dari Proyek USAID SEA, Pemprov Maluku dan pemangku kepentingan terkait berhasil menyelesaikan Rencana Tata Ruang Laut (RZWP3K) pada tahun 2018, yang secara efektif mengidentifikasi dan menetapkan wilayah pemanfaatan seluas 2.093.933 ha perairan provinsi.

Di perairan ini, Proyek SEA mendukung desain, pengembangan, pelibatan pemangku kepentingan, pembentukan/ perluasan dan proses formalisasi pemerintah dari lima KKP (Koon, Serutbar, Sewa, Ay-Rhun Banda, dan Buano) yang mencakup area lebih dari 270.000 ha.

Seperti diketahui, Proyek USAID SEA juga mendukung penelitian, penilaian stok, desain dan pengembangan Rencana Pengelolaan Ikan Karang untuk Maluku (mencakup 33.800 ha terumbu di sekitar Pulau Seram).

Hal ini dilakukan sebagai dukungan untuk pendekatan dalam pengelolaan perikanan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Kemudian terjadi kontribusi pada rencana pengelolaan yang lebih luas (sub-WPP) untuk perikanan pelagis kecil di Maluku.