BERITABETA.COM, Ambon – Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Lauat (Danlantamal) IX Ambon, Laksamana Pertama TNI Eko Jokowiyono meminta maaf atas insiden yang melibatkan anak buahnya dengan warga Desa Latta, Kecamatan Baguala, yang terjadi beberapa waktu lalu.

Penyataan ini disampaikan Jokowiyono dalam jumpa pers di Lanal Halong, Selasa (15/12/2020). Menurut Danlantamal ini, insiden tersebut tidak ada skenario yang dibuat dan itu murni terjadi secara spontan.

“Selaku pimpinan saya mewakili seluruh prajurit memohon maaf atas insiden yang terjadi beberapa hari kemarin. Kejadian itu samasekali bukan skenario tapi spontanitas,” ucap Jokowiyono.

Dia mengungkap, dua anggota TNI AL yang menjadi korban insiden tersebut adalah KLD Pom Herry Hestiansyah dan Lorensus Lumintang. Lorensus alami patah pangkal tulang hidung, badan leban-leban, sementara KLD Pom Herry Hestiansyah juga mengalami hal yang sama dan pelipis bagian kiri.

Danlantamal menjelaskan, dari laporan yang dihimpun, kedua anggotanya pada saat itu dari Passo menuju Mako Lantamal, pukul 02.00 Wit, dan menghampiri warga yang sementara berada dipinggir jalan, karena ada teriakan.

Ketika dihampiri, ternyata ada 15 warga, yang kemudian langsung mengeroyok kedua anggotanya. Karena tidak berimbang, salah satu anggota (Hestiansyah) berhasil meloloskan diri dan langsung kembali ke Mako Lantamal mencari pertolongan.

Spontan itu, teman-teman korban langsung ke TKP untuk memberikan pertolongan, karena melihat wajah Hestiansyah sudah lebam-lebam serta berlumuran darah.

Jokowiyono juga membantah pemberitaan yang menyebut kedua anggotanya dipengaruhi minuman keras.

“Dua orang itu dari Passo, dan kemudian sempat beli rokok, kalau mabuk tentu tidak bisa melakukan perjalanan jauh,” ujarnya.

Menurutnya, tujuan teman-teman korban datang ke TKP untuk menyelamatkan Lumintang yang saat itu baru saja siuman. Tiba di TKP, Hertiansyah sempat mengenali salah satu pelaku dan mencoba mengejar, namun warga sudah berkumpul, sambil membunyikan tiang listrik, sehingga anggota AL kembali mundur.

Dia juga mengklarifikasi ornamen pohon Natal yang konon dirusaki. Pihak Lantamal sendiri sudah memperbaikinya, namun tidak benar jika tujuan aparat ke sana untuk merusakinya.

“Itu karena masanya banyak sehingga anggota berlindung di pohon tersebut. Ya, kalau kondisi kepepet apa saja bisa kita gunakan, mungkin seperti itu,” tutur Danlantamal.

Terkait ada Anggota Polisi yang ikut jadi korban tindakan oknum AL, Jokowiyono mengakuinya. Dia bilang, ada seorang anggota bernama Brigadir Genetis Van Harlimg ikut jadi korban.

Menurutnya, Komamdan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) sudah koordinasi dengan Kapolsek dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Dijelaskan, Van Harlimg tidak mempermasalahkan peristiwa tersebut, karena sudah memahami situasi yang terjadi saat itu. Saat ini persoalan bentrokan tersebut sudah ditangani oleh Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) Lantamal IX Ambon.

Tetap diproses

Walau sudah diselesaikan secara kekeluargaan, bentrokan antara TNI AL dan warga Latta tetap akan diproses. “Proses penyelidikan insiden bentrokan oknum anggota TNI AL Lantamal IX degan masyarakat Latta masih akan tetap berjalan,” tegasnya.

Danlantamal menjelaskan, POMAL Lantamal IX Ambon sudah menerima laporan dari dua orang masyarakat, yaitu Dewi Juna  Sumantri, korban kena tendang yang sementara membuat video insiden bentrokan.

Ia menjelaskan, POMAL sedang melaksanakan penyelidikan terhadap personil yang terlibat pada insiden malam itu, baik korban ataupun yang keluar memberikan pertolongan.

Untuk mengantisipasi adanya bentrokan balas dendam, pihak Lantamal sudah melakukan konsinyering.

“Konsinyering yang kami lakukan, semua anggota yang statusnya masih lajang tidak boleh keluar, dan kita beri pengertian tidak ada balas dendam,” ujarnya.

Terkait dengan keluarnya Anggota TNI AL Lantamal IX Ambon, Jokowiyono, mengakui kalau kedua anggota tersebut keluar tidak ada penugasan dari kesatuan. Mereka keluar atas inisiatif sendiri, dengan alasan mencari kue, karena merasa lapar saat bekerja.

Dan sesuai aturan di AL, hal tersebut tetap akan diproses, karena sudah melanggar aturan. “Walaupun dia korban, tetap akan kita proses,” ungkap Danlantamal.

Diakuinya, sampai saat ini, sebagai Komandan Lantamal IX Ambon, ia belum bisa menyimpulkan tingkat kesalahan anak buahnya, karena sudah ditangani. (BB-YP)