BERITABETA.COM –Sejarahnya panjang berliku. Olahraga jenis ini bukan barang baru di Indonesia.  Konon di zaman Hindia Belanda, olahraga tim yang dikenal dengan sebutan Rugby ini sudah ada, namun pamornya redup, karena hanya dimainkan segelintir orang beken.

Orang Yunani Kuno mengenal jenis olaraga ini dengan sebutan ‘Episkuros’. Perancis menyebutnya “La Soule” atau “Chole” (yang kasar dan kekasaran permainan cross country).

Olahraga jenis ini kemudian disebut Rugby, karena lahir di  Rugby, Warwickshire, Inggris pada tahun 1823.

Liga Rugby Amatir Internasional (disingkat FIRA dalam Fédération Prancis Internationale de Rugby Amatir, nama Inggris Association of European Rugby) didirikan pada tahun 1934.  FIRA, kejuaraan dunia tidak resmi, telah diselenggarakan sejak 1960.

Rugby populer di banyak negara, termasuk Argentina, Australia, Inggris, Prancis, Irlandia, Selandia Baru, Skotlandia, Afrika Selatan, Wales, Kanada, Chili, Kolombia, Fiji, Georgia, Jepang, Namibia, Uruguay, Rumania, Amerika Serikat, Spanyol, Tonga, Samoa, dan Portugal.

Yang lebih populer adalah Rugby Union, yang dimainkan di semua negara di atas. Liga Rugbi dianggap kurang populer dan terutama dimainkan di Selandia Baru dan Australia dengan Papua Nugini.

Sekolah berasrama Inggris telah mengembangkan varian permainan mereka sendiri dan membentuk Liga Rugby, seperti Eton Wall Game.

Olahraga jenis ini kemudian mengalami perubahan dalam aturan permainannya. Pada tahun 1750 dan 1859 permainan sepak bola yang dimainkan di Rugby School diperbolehkan memegang bola, tetapi tidak diperbolehkan untuk berlari dengan membawa bola di tangan mereka ke arah tujuan.

Tidak ada batasan tetap jumlah pemain tiap sisi dan kadang-kadang ada ratusan pemain yang mengambil bagian dalam permainan, mereka bergulir sangat besar. Hal ini menyebabkan luka dan cedera para pemainnya.

Antara tahun 1859-1869 permainan ini mengalami perubahan.  Perubahan ini diawali oleh peristiwa yang terjadi di Rugby School Inggris. William Webb Ellis seorang mahasiswa di Inggris tanpa sengaja melakukan pelanggaran.

Peraturan setempat yang menghendaki pemain tidak boleh memegang bola mala dilanggar.  William berlari ke depan dengan bola di tangan dalam sebuah pertandingan pada tahun 1823. Namun pelanggaran yang dilakukan William Webb Ellis  tidak mendapat protes dari pemain-pemain yang lain.

Jenis permainan sepak bola di Rugby School ketika itu tidak seperti sepak bola sekarang ini, tapi permainan dengan aturan campuran antara sepak bola dan rugby. Dalam aturannya memegang bola dilarang kecuali bola melayang dan pemain diperbolehkan menangkap bola tersebut.

Setelah menangkap bola, dia akan berdiri diam, begitu juga semua pemain lain, dan memiliki pilihan untuk menendang bola ke mana pun atau meletakkannya di tanah dan menendang ke gawang.

Setelah kejadian yang dilakukan William Webb Ellis itu, kemudian timbul pemikiran untuk mengembangkan suatu pola permainan baru, yang membolehkan menangkap dan membawa bola dengan tangan seperti yang dilakukan William Webb Ellis. Olaraga ini kemudian berkembang dan populer dengan sebutan The Rugby Game.

Tak lama sesudah itu,  Ratu dari Britania Raya dan Irlandia Victoria, kemudian menetapkan peraturan tertulis untuk olahraga yang semula hanya melibatkan kesepakatan lokal, dan anak laki-laki dari Sekolah Rugby menghasilkan peraturan yang pertama ditulis untuk versi olahraga mereka pada tahun 1870.

Pengaruh kepala sekolah Rugby’s Dr. Thomas Arnold mulai dirasakan di semua sekolah berasrama lain, dan penekanannya pada olahraga sebagai bagian dari pendidikan yang seimbang secara alamiah mendorong adopsi umum aturan rugby di seluruh negeri dan akhirnya dunia.

Kemudian Universitas Cambridge memodifikasi permainan ini, mempopulerkan dan membuat peraturan resmi rugbi. Rugbi mulai populer tahun 1871 di sekolah-sekolah di England.

Tahun 1895 Liga Rugby (The Rugby League) didirikan dengan 13 permainan bersama dengan peraturan yang lebih profesional. Rugby mulai berkembang ke seluruh dunia dan pertandingan antara negara diadakan.

Berbagai perubahan telah dilakukan. Tahun 1880 scrum [peringatan wasit dalam pelanggaran] telah dimodifikasi. Metode memulai kembali permainan setelah suatu pelanggaran ketika kedua lawan kelompok ke depan bersama-sama dengan kepala ke bawah dan saling dan tekan untuk mendapatkan tanah.

Sedangkan scrumhalf melemparkan bola dan pemain tengah (hooker) mencoba untuk merebut bola untuk tim mereka sendiri. Pemain biasanya dipanggil oleh wasit  tetapi bisa dibentuk secara spontan.

Pada tahun 1905 pertandingan antara Sarthmore dengan Pennsylvania telah memicu keributan. Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt telah mengubah peraturan untuk mengurangi kekerasan dalam permainan rugby.

Pada tahun 1906, akibat dari perubahan pada permainan rugby, muncullah American football di Amerika Serikat.

 

Permainan Rugby

Permainan rugby semakin mencoret nama terutama di Britania Raya, Selandia Baru, Australia dan Afrika Selatan. Jumlah klub bertambah dari 80 pada 1000 klub antara tahun 1964 sampai 1980.

1975 dibentuk Klub Sepak Bola Rugby di Amerika Serikat The United States of America Rugby Football Union (USARFU). Kini permainan rugby berkembang hingga ke 80 negara di seluruh dunia.

Rugby di  Indonesia

Di Indonesia olahraga Rugby sebenarnya sudah ada sejak dulu.  Olaraga ini pertama kali diperkenalkan di zaman Hindia Belanda, selama masa penjajahan. Pada tahun 1983, tercatat ada empat club sepak bola Rugby di dalam negeri pada saat itu.

Pertama, International Sports Club [terdiri dari pengusaha] yang berbasis di Jakarta, yang berbasis di Kalimantan [sebagian besar asal Perancis] dan berbasis di Bandung, dan sebuah club kapal Angkatan Laut AS.

Club-club tersebut masih memiliki jarak dan latar belakang yang jauh dan berbeda. Konon permainan ini hilang pada tahun 1986, setelah Indonesia berpartisipasi di Hongkong. Namun, dengan bantuan beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura, permainan dihidupkan kembali pada tahun 2004.

Sejak beberapa dekade, Rugby mengalami fluktuasi dalam keberhasilannya, kemudian menjadi popular setelah lahirnya  Rugby Union di Indonesia.

Saat itu ada kurang lebih enam ratus pemain yang terdaftar. Indonesian Rugby Football Union (IRFU) merupakan anggota dari IRB (International Rugby Board) dan Asia Rugby Football Union.

Meskipun secara tradisional dilihat sebagai provinsi persemakmuran ekspatriat, permainan telah membuat langkah-langkah di kalangan penduduk pribumi. Seperti banyak negara-negara kecil bermain di sekitar ibu kota Jakarta.

Hal ini sering diselenggarakan oleh berbagai multisport club. Namun Indonesia sendiri belum bisa mengembangkan olahraga ini dengan baik, hingga pada akhirnya tidak ada suara lagi untuk jenis olahraga ini.

Asosiasi Pengembang Rugby Indonesia yang juga dikenal dengan Indonesian Rugby Football Union [IRFU] kemudian dibentuk oleh sekelompok pencinta rugby pada tahun 2004 yang bertujuan untuk mengembangkan olahraga rugby di Indonesia.

Pada tahun 2004, IRFU telah berhasil mendapatkan pengakuan dan keanggotaan IRFU dari badan Rugby Internasional yang disebut dengan International Rugby Board (IRB). IRFU juga telah tercatat sebagai anggota dari Asian Rugby Football Association (ARFU) dan juga anggota International Rugby Board (IRB) sejak tahun 2005.

Puncaknya pada RUPS [Rapat Umum Pemegang Saham] tanggal 3 Agustus 2007 terbentuk kepengurusan Indonesian Rugby Football Union [IRFU] pertama di Indonesia yang dipimpin oleh Presiden  Andrew Nugroho, Ketua : Stephen Barber, Wakil Ketua : Mark Manderson, Sekretaris Bill Ryan dan Bendahara  Febryani.

Hingga kini di Indonesia telah tercatat memiliki Club rugby yang bermateri inti pemain-pemain Indonesia. Semua club-club rugby di Indonesia di bawah naungan ISCI [International Sports Club Indonesia]. 

Kompetisi-kompetisi reguler yang diadakan di Indonesia adalah Jakarta Tens di Jakarta sekitar bulan Mei dan Bali International Tens di Bali sekitar bulan September-Oktober dan juga Sangatta Tens setiap bulan Maret. Selain itu juga ada Jakarta Rugby Series yang merupakan pertandingan rugby antarklub di Jakarta dan Bandung.

Pada skala internasional, Indonesia telah mengirimkan team rugby nasionalnya pada SEA Games 2005 di Manila, di mana rugby menjadi pertandingan eksibisi. Indonesia juga aktif dalam mengikuti turnamen tahunan divisi 6 Asia (Asian Nation Series Division 6 Rugby Tournament) sejak 2006.

Tahun 2007 kemarin Indonesia berhasil memenangkan turnamen ini melawan Kamboja, Laos, dan tuan rumah Brunei Darussalam. Pada tahun 2008 Indonesia menjadi tuan rumah bersama Kamboja dan Laos dalam format baru turnamen rugby di Asia.

Pengakuan dari KONI pertama sekali didapatkan pada tahun 2005 melalui surat resmi dari Bapak Agum Gumelar [ketua KONI saat itu] mengantar tim rugby Indonesia ke SEA Games 2005 di Manila.

Sampai saat ini, program ini diikuti oleh Pondok Pesantren Darunnajah, SMA NotreDame, dan SMA Al Azhar, SMA Cendrawasih, SMA Pelita Harapan dan di tingkatan Perguruan tinggi adalah Universitas Al Azhar.

Tanggal 10 September 2016 merupakan hari bersejarah untuk Rugby di Indonesia. Rugby pertama kali ditetapkan sebagai cabor eksibisi yang dipertandingkan pada PON di Jawa Barat, Pertandingan Rugby dalam PON kali ini diikuti oleh 7 Provinsi pada nomer Putra dan 4 Provinsi dalam nomer Putri.

PRUI [Persatuan Rugby Union Indonesia] menegaskan bahwa eksibisi ini akan menjadi sejarah baru untuk menghadapi PON 2020 di Papua.

Nomor rugby putra diikuti oleh tujuh provinsi. Ada tuan rumah Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, Papua, Banten dan DI Yogyakarta. Sementara, untuk kelompok putri hanya diikuti oleh empat provinsi saja, yaitu DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Papua.

Provinsi Papua mencatat sejarah dalam perkembangan Rugby di Indonesia dimana tim Provinsi Papua berhasil mendapatkan Juara pertama dalam nomor Putra dan Putri dalam Eksibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX pada tanggal 10 September 2016 di Lapangan Pusat Pendidikan Jasmani TNI Angkatan Darat, Cimahi, Jawa Barat.

Prestasi yang sam kembali diraih di  PON XX Papua. Tim Putra Cabor Rugby Papua berhasil meraih medali emas. Mereka keluar sebagai juara dalam partai final mengalahkan tim kuat DKI Jakarta dengan skor 10-7.   Sementara itu, Tim Putri Papua meraih medali perak setelah kalah dari tim Putri DKI Jakarta dengan skor 12-10 (BB)

 

Disadur dari berbagai sumber