BERITABETA.COM, Ambon - Anggota DPR RI Komisi VII, daerah pemilihan Maluku Saadiah Uluputty meresmikan infrastruktur Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya atau PJUTS, yang dicanangkan di Negeri Morella Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, tepatnya di pantai Halassy.

Aleg PKS ini bersama Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Manejer Jaringan PLN UP3 Ambon, melaksanakan pertemuan dengan pemilik wisata Halassy serta para tokoh masyarakat, untuk mendengar masukan atau keluhan (dari pemilik wisata dan mastarakat sekitar), soal kekurangan aksesibilitas sarana prasarana pendukung penerangan serta sarana akses lainnya.

"Beberapa hal yang kami dengar dalam pertemuan, menjadi catatan tersendiri agar bisa dicari solusinya untuk bagaimana menjawab persoalan masyarakat. Soal sarana dan prasarana akses seperti penerangan, memang sangat penting untuk mendukung peningkatan dan pengembangan daerah wisata sebagai sektor unggulan di Maluku," kata Uluputty, usai meresmikan infrastruktur Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) berupa PJU-TS di Pantai Halasy, Negeri Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Minggu (7/3/2021).

Pemasangan PJU-TS yang diresmikan Saadiah Uluputty, merupakan salah satu bentuk sinergitas Kementerian ESDM dan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan komitmen merealisasikan kegiatan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Pembangunan PJU-TS diharapkan dapat meningkatkan keamanan, keselamatan, dan kemudahan bagi masyarakat dalam beraktifitas di malam hari, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup baik secara sosial maupun ekonomi.

Program PJU Tenaga Surya juga menjadi salah satu instrumen untuk memastikan, seluruh masyarakat mendapatkan akses energi modern sebagai upaya mewujudkan energi berkeadilan.

Saadiah menyebutkan, pada 2020 lalu Kementerian ESDM telah menargetkan pemasangan PJU-TS pada 45 ribu titik di 33 provinsi, dengan total anggaran sekitar Rp 800 Miliar.

Pemasangan PJU-TS dengan anggaran tersebut dilaksanakan sesuai usulan yang diajukan oleh Pemerintah Provinsi melalui mekanisme pembangunan infrastruktur EBTKE sebagai ketentuan pada Permen ESDM Nomor 39 Tahun 2017, dan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2018.

Sebelumnya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2016-2018), Kementerian ESDM telah membangun PJU-TS di 30.000 titik untuk menerangi jalan sepanjang 1.500 km pada 200 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang dibiayai oleh APBN Kementerian ESDM. Pada 2019 lalu, program PJU-TS ini juga dilaksanakan di 31 Provinsi dengan jumlah PJU-TS sebanyak 22.550 Titik.

"Untuk Propinsi Maluku, Bantuan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya sebanyak 300 unit tersebar di Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Buru, Kota Tual dan Maluku Tenggara. Masing – masing kabupaten/kota mendapatkan alokasi sebanyak 50 unit advokasi PJU Tenaga Surya sesuai dengan usulan saat reses,”jelasnya.

Secara umum, kata dia, lampu PJU beroperasi secara mandiri dan tidak memerlukan kabel jaringan antar tiang, sehingga instalasinya menjadi lebih mudah, praktis, ekonomis, dan dapat terhindar dari black out total jika terjadi gangguan. Komponen teknisnya meliputi modul surya, baterai, solar charge controller, tiang dan bracket, lampu LED dan armature, kabel dan aksesoris, serta instalasi dan pondasi.

Untuk prinsip kerjanya, lanjut Saadiah, panel surya menangkap energi yang terkandung dalam cahaya/sinar matahari, lalu mengubahnya menjadi energi listrik yang kemudian menyimpan energi tersebut di dalam baterai. Listrik yang dihasilkan oleh panel surya disimpan di dalam baterai yang kemudian akan digunakan sebagai energi untuk menyalakan lampu PJU.

Selain itu, persoalan sarana prasarana penerangan terutama pada tempat wisata yang menjadi keluhan masyarakat, Saadiah menegaskan, PLN wilayah Maluku sebagai mitra komisi VII harus bisa mengambil peran penting untuk membantu masyarakat menjawab persoalan jaringan listrik guna menerangi dan menjadi sarana potensial pendukung daerah wisata di pulau Ambon, dan sekitarnya.

Alasannya, karena sangat penting untuk mendukung peningkatan dan pengembangan daerah wisata sebagai sektor ukuran yang ada di provinsi maluku.

"Jadi, sarana-prasarana yang memang dibutuhkan itu ada beberapa hal yang kami catat diantaranya; sarana prasarana jalan, penerangan, perhubungan jaringan telekomunikasi dalam hal ini internet, serta sarana air bersih yang sangat dibutuhkan untuk menunjang daerah wisata demi menggenjot sektor wisata agar bisa maju dan berkembang sebagai salah satu sektor unggulan di Provindi Maluku," tuturnya.

Saadiah berharap, ada kolaborasi antara Pemerintah, DPR dan masyarakat serta dunia usaha dalam hal ini pelaku usaha semisal pemilik wisata misalnya di pulau Ambon lebih khusus Waai, Liang, Tulehu, Morela, Mamala, Wakal dan lainnya.

Kawasan-kawasan ini diharapkan menjadi daerah penyangga dalam rangka menjemput program strategis nasional Ambon Newport, agar bisa terintegrasi masuk satu program besar guna menunjang pertumbuhan ekonomi, kemudian usaha dan juga mendorong adanya pelaku produksi di daerah ini bisa terintegrasi baik dengan program strategis nasional ini.

Mengapresiasi hal itu, Kepala Bidang Pengembangan Wisata Destinasi, Nenia S Rahantoknam sangat mendukung Saadiah selaku wakil rakyat yang melakukan pengadaan PJU-TS, yang memang sangat membantu daerah wisata yang belum memiliki energi listrik.

"Kami juga sangat mengharapkan pemerintah kabupaten Maluku Tengah bisa berkoordinasi untuk bersama-sama melihat apa yang bisa kita bantu sesuai dengan kewenangan untuk pengembangan masyarakat dalam hal ini pemberdayaan ekonomi melalui sektor pariwisata," katanya.

Soal sarana penerangan menjawab hal itu, perwakilan dari PLN, Manejer Jaringan PLN UP3 Ambon Yoyon Heriyanto mengatakan, pada dasarnya PLN tidak bisa berdiri sendiri, untuk itu dirinya meminta adanya kerjasama dari masyarakat. Sebab, sejauh ini masih ada pepohonan yang mendekati jaringan PLN.

"itu juga menjadi hambatan untuk menyuplai listrik ke desa-desa sehingga mungkin ada kerelaan dari pemilik pohon untuk bisa kami tebang minimal yang mendekati jaringan,"katanya.

Selain imbauan, kata Yoyon, saat ini yang bisa mereka lakukan adalah sosialisasi kepada masyarakat, untuk bagaimana cara menanam agar tidak mendekati dengan jaringan PLN.

"Memang harus ada jarak antara pohon dengan jaringan PLN minimal 3 meter, dan untuk bagian atas jaringan itu hitungan jaraknya tak terhingga," jelasnya.

Terkait pertemuan yang diinisasi oleh Saadiah Uluputty, dinilainya sangat bagus. PLN UP3 Ambon, kata dia, selalu mensupport semua kegiatan yang berkaitan dengan periwisata, dimana mereka juga akan melihat kondisi secara geografis.

"Penyampaian aspirasi dari masyarakat pasti saya tampung dan akan saya ajukan ke pimpinan. Sebab keputusan penuh ada di pimpinan," timpalnya. (BB-RED)