BERITABETA.COM – Rashida Talib perempuan muslim keturunan Palestina pertama yang terpilih sebagai anggota Kongres AS, adalah pengkritik keras Presiden Donald Trump. Pada hari pertamanya di kantor, setelah dilantik sebagai anggota Kongres AS, Rashida langsung menyerukan pemakzulan Trump.

Dalam wawancara dengan The Intercept, Rashida merujuk kasus pemakzulan Presiden Richard Nixon yang didukung kubu Republikan maupun Demokrat.

Rashida berasal dari kelas pekerja, maka ia berjanji untuk memperjuangkan upah minimum pekerja sebanyak $15 per jam. Ia juga memperjuangkan jaminan kesehatan universal, Medicare For All. Sebagai anak seorang imigran, ia mendukung gerakan pembubaran ICE, lembaga negara yang mengurus imigran di AS dengan cara kontroversial.

Sama persis yang dilakukan Rashida,  di Jakarta hari ini ada wakil rakyat asal Maluku yang mengawali debutnya di parlemen dengan melayangkan kritik pedas atas pernyataan pejabat negara yang dianggap menyakiti konstituen di daerah asalnya.

Dia adalah Sa’adiah Uluputty. Politisi  PKS asal Maluku ini menjadi sorotan, setelah Selasa (01/09), kemarin resmi dilantik sebagai  anggota DPR RI, hari ini Sa’adiah Uluputty langsung mununjukkan kepeduliannya dengan menyampaikan kritikan atas apa yang diangap menyakiti hati masyarakat Maluku.

Berawal dari keterangan Menkopolhukam Wiranto yang menyampaikan korban bencana dan pengungsi di Maluku menjadi beban pemerintah, telah menyulut amarah masyarakat Maluku.

Menyikapi kekisruhan ini, Sa’adiah tampil dan memberikan keterangannya kepada Pers di Jakarta, Rabu (1/10/2019). Ia mengatakan, bahwa hari ini masyarakat Maluku merasa tersinggung, marah, atas pernyataan seorang pejabat negara, Menkopolhukam, Wiranto.

“Korban dan bencana ini bukan atas permintaan kami masyarakat Maluku. Untuk pak Wiranto ketahui, hingga tadi malam masyarakat di Maluku masih merasakan ada goncangan-goncangan gempa. Sehingga masyarakat harus berusaha menghindari beberapa titik, terutama mereka yang tinggal di tepi pantai,” demikain pernyataan singkat Uluputty dalam video yang diunggah di media sosial menanggapi pernyataan Wiranto yang juga diterima redaksi beritabeta.com.

Menurut Sa’adiah,  pernyataan seperti itu  tidak boleh disampikan Wiranto selaku pejabat negara saat masyarakat Maluku sedang berduka.

“ Kami harap Pak Wiranto, supaya segera meminta maaf atas pernyataannya yang sudah melukai hati masyarakat Maluku itu,” ujar Uluputty.

Lebih jauh Uluputty membeberkan, Maluku bukan warga negara kelas dua di negara ini, sehingga seenaknya disudutkan. Maluku adalah salah satu provinsi yang ikut memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia. Tapi hari ini Maluku merasa dianaktirikan.

“Bahkan beberapa hal yang sudah dijanjikan Pemerintah Pusat, seperti lumbung ikan nasional, namun hingga kini belum juga terealisasi,” tandasnya.

Mantan Ketua Komisi D DPRD Maluku, ini merupakan wakil rakyat di Senayan yang ikut memberikan ekspektasi yang tinggi akan mampu membawa aspirasi masyarakat Maluku lima tahun mendatang.  

Sa’adih Uluputty lahir di Desa Negeri Lima, Kabupaten Maluku Tengah, 7 April 1973 silam.  Beberapa aktivitas yang langsung maupun tidak langsung di luar tugas utamanya sebagai legislator, menjadi keunggulan tersendiri bagi Saadiah Uluputty.  Dia konsen di bidang pendidikan dan masih intens mengurus berbagai hal berkaitan dengan penguatan kapasitas dan profesionalitas guru di Maluku.

Berkat penagalamannya itu, Saadiah Uluputty pernah menerima penghargaan Anugrah Pendidikan Indonesia (API) yang berlangsung di Jakarta Convensional Center (JCC) Jakarta pada 28 September 2018 silam.

Penghargaan API ini diserahkan oleh Ketua Umum PP Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan disaksikan oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan dan Menteri Agama yang di buka langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dilanjutkan dengan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional IGI 2018.

IGI memilih Saadiah Uluputty sebagai calon penerima API, berdasarkan masukan masyarakat dan diskusi panjang dengan berbagai kriteria, diantaranya adalah sebagai tokoh sentral yang mampu mempengaruhi kebijakan politik pendidikan di Maluku.

Selain itu, Sa’adiah juga diketahui aktif dalam mengawal berbagai program penguatan literasi kepada komunitas pendidikan daerah khusus, dan juga dukungan moril terhadap geliat organisasi profesi IGI Maluku yang selama ini bergerak di 11 kabupaten kota di Maluku.

“Ini satu momentum untuk keterpangilan bagaimana lebih menata, lebih peduli dan perbaiki pendidikan di Maluku,” kata Saadiah Uluputty sebelum menerima anugerah API. (BB-DIO)