Sepasang Sayap dan Janji Sang Khalifah di Bumi Syam
Ada perih tertinggal di hati ketika memandang senja dari tanah ini. Senja yang selalu memesona. Imajinasiku melanglang liar melampaui ruang dan waktu.
Tak ada senja lebih indah di langit G424
Semburat jingga merekah terbentang di kaki langit. Membawa pergi semua kepedihan.
Riuh suara anak - anak bermain di pantai tanpa gadget. Mereka anak - anak genius. Mereka anak - anak sholeh. Mereka anak - anak penghafal Al - Qur'an.
Ketika adzan maghrib memanggil, mereka pulang, bersujud di masjid - masjid. Pemandangan seperti ini terlihat hingga ke B41tul M4qdis.
Majelis - majelis ilmu kembali menjamur seperti adab penduduknya yang menjadi wasilah ribuan cahaya hidayah di peradaban ini.
Semoga doa - doa yang ku sorongkan ke langit diijabah. Semoga catatan takdir yang di tulis di atas langit itu mengizinkanku melihat hak - hak mereka diakui dunia. Ya Robb.
Memang masih terlalu dini. Kerinduan ini semakin membuncah. Merindu senja di awal musim semi. Musim yang membawa keceriaan bagi seluruh penduduk bumi. Dan aku di sini sedang menanti ke mana muara yang Allah kehendaki. Wallahu a'lam bishowab (*)
Geldrop, 11 Jumadil Akhir 1446 H.