Setelah Ditampar, Presiden Prancis Kembali Dilempar dengan Telur
BERITABETA.COM – Wibawa Presiden Prancis, Emmanuel Macron kembali dicoreng oleh warganya. Setelah ditampar pada Juni lalu, saat menyapa warga dalam kunjungan ke desa Tain l'Hermitage, Prancis bagian tenggara, Macron kembali dilempar dengan telur.
Insiden penyerangan di depan umum terhadap Presiden Prancis, terjadi awal pekan lalu.
Insiden itu terjadi pada Senin (27/9/2021) waktu setempat, Macron kembali dilempar telur saat menghadiri pameran perdagangan makanan di Lyon.
Dikutip dari detik.com, video insiden itu menunjukkan momen saat Macron berjalan melewati kerumunan orang ketika tiba-tiba sebutir telur dilemparkan ke arahnya. Telur itu mengenai bahu Macron, namun tidak pecah.
Terkait insiden itu, jaksa wilayah Lyon mengumumkan bahwa pelaku pelempar telur ke Macron merupakan seorang mahasiswa berusia 19 tahun. Identitasnya tidak diungkap lebih lanjut ke publik. Jaksa Lyon hanya menegaskan bahwa mahasiswa itu langsung ditahan polisi.
Jaksa Lyon menyatakan bahwa penyelidikan tengah dilakukan terhadap insiden ini, dengan delik 'penyerangan terhadap seseorang dalam posisi otoritas publik'. Ditegaskan jaksa setempat bahwa pihaknya akan mencari tahu motif pelaku.
Jauh sebelum itu, tepatnya tahun 2017, Macron ternyata pernah dilempar telur saat masih menjadi kandidat capres Prancis. Insiden itu terjadi saat Macron mengunjungi pameran pertanian di Paris.
Pada saat itu, seperti dilansir AFP, sebuah telur mentah yang dilemparkan seseorang dari kerumunan terlihat mengenai dan pecah di atas kepala Macron, membuat wajahnya berlumuran telur. Tidak diketahui secara jelas apakah pelaku pelemparan telur itu ditindak secara hukum.
Bukan saja dilempar telur, pada 9 Juni 2021 lalu Macron pernah ditampar seorang warga. Dari sebuah video yang beredar luas di media sosial menunjukkan momen saat Macron mendekati kerumunan warga yang dipisahkan pagar pembatas untuk menjabat tangan mereka.
Namun saat dia menyapa seorang pria berkaos hijau, tiba-tiba pria itu menampar wajahnya dengan keras. Pengawal kepresidenan yang berada di samping dan belakang Macron dengan cepat mengamankan pria itu dan menarik badan Macron menjauhi pria itu.
Saat penamparan terjadi, para pengawal kepresidenan berada di dekat Marcon. Salah satu pengawal yang berdiri di belakang Macron sempat mengangkat tangan untuk melindunginya, namun dia terlambat sepersekian detik untuk menghentikan tamparan itu. Pengawal itu lantas memeluk Macron untuk melindunginya.
Macron tampak memalingkan wajahnya saat tangan kanan pria itu mengenai wajahnya, sehingga lebih terlihat dia menerima pukulan daripada tamparan langsung.
Pelaku penyerangan yang kemudian diidentifikasi bernama Damien Tarel (28) langsung ditangkap dan didakwa atas penyerangan tokoh publik.
Tarel yang berambut gondrong dan menggemari sejarah abad pertengahan ini menuturkan kepada penyidik bahwa dirinya 'bertindak secara naluriah dan tanpa berpikir' setelah menunggu Macron di luar sebuah sekolah yang dikunjunginya di kota kecil Tain-l'Hermitage.
Dia juga mengakui bahwa dirinya bersama dua temannya sempat mempertimbangkan untuk melemparkan telur atau pai krim ke arah Macron dalam kunjungannya.
Pada 10 Juni lalu, dalam persidangan yang digelar kilat, Tarel dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh pengadilan, namun 14 bulan ditetapkan sebagai hukuman percobaan sehingga Tarel hanya akan mendekam di penjara selama empat bulan (*)
Editor : Redaksi