Si Cantik Kakatua Jangan Dimakan, Ini Kata Peneliti
BERITABETA.COM – Selain merupakan spesies yang indah/cantik dan mampu mengubah warna, bentuk dan bahkan jenis kelamin, ikan kakatua (parrotfish) dapat memainkan peran penting di dalam memberikan pasir yang diperlukan untuk membangun dan memelihara terumbu karang.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan peran ikan kaka tua yang begitu besar di habitatnya pada ekosistem terumbu karang yang sehat.
Penelitian yang dilakukan di Maladewa dan diterbitkan di journal Geology menemukan bahwa ikan kakatua menghasilkan sedimen pasir baru lebih dari 85% pada terumbu karang di sekitar pulau-pulau tersebut.
Pulau karang merupakan bentang alam unik yang seluruhnya terdiri dari sedimen yang dihasilkan pada terumbu karang di sekitarnya. Meskipun penting untuk pengembangan pulau dan pemeliharaan di masa depan, sumber sedimen yang paling penting untuk membangun pulau dan tingkat di mana sedimen ini diproduksi, masih sangat kurang dipahami.
Profesor Chris Perry dari jurusan Geografi di Universitas Exeter, penulis utama studi tersebut mengatakan, penelitian sebelumnya telah menyoroti betapa pentingnya parrotfish untuk kesehatan umum terumbu karang khususnya. Pasalnya, mereka membantu untuk mengontrol pertumbuhan alga dan mempromosikan perekrutan karang.
“Studi kami mengkuantifikasi aspek lain yang menarik dari spesies ini, yaitu peran utama mereka di dalam memproduksi sedimen yang diperlukan untuk membangun dan mempertahankan pulau-pulau karang,”tandasnya.
Dengan menggunakan data survei dan sedimen, para peneliti mengeksplorasi hubungan antara ekologi terumbu karang dan produksi sedimen di sekitar pulau Vakkaru, Maladewa.
Dilansir University of Exeter 28 April 2015 silam, peneliti mengidentifikasi ikan kakatua sebagai produsen pasir yang besar, menghasilkan lebih dari 85% sedimen pasir baru yang diproduksi di bagian luar terumbu setiap tahunnya.
Ikan kakatua menggiling karang ketika makan dan setelah mencerna isi yang dimakan, mereka mengeluarkan sisa makanan berupa pasir, yang kemudian dapat diangkut ke garis pantai pulau yang berdekatan.
Profesor Perry menambahkan, pulau terumbu karang dianggap menjadi salah satu bentang alam yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan terutama terhadap kenaikan permukaan laut di masa depan.
Studi ini menunjukkan hubungan penting yang ada antara ekologi terumbu yang mengelilingi pulau-pulau ini dan proses pasokan pasir.
“Kami memberikan bukti bahwa melindungi populasi parrotfish dan habitat dimana mereka bergantung, kemungkinan akan penting untuk memastikan pasokan sedimen pada pulau-pulau karang yang ada di Maladewa,” urainya.
Hasil penelitian ini, tentunya sangat sukar diwujudkan bagi masyarkat luas. Sebab, ikan kakatua adalah spesies ikan laut yang cukup digemari masyarakat. Ikan ini memiliki banyak kandungan nutrisi untuk kesehatan, yang terkenal tentu saja adalah sebagai sumber protein yang rendah lemak. Selain itu, ikan ini juga banyak mengandung omega 3 dan omega 6 yang bagus untuk pertumbuhan otak.
Selain dagingnya, limbah sisik ikan kakatua juga sangat bermanfaat dibuat menjadi gelatin yang dijadikan bahan baku kapsul bagi obat kesehatan dan kecantikan.
Menurut dosen FPIK Unsrat Prof. Ineke Rumengan yang didamping oleh Prof. Wilhemina Patty dan Albert Reo, temuan ini didapat dari serangkaian penelitian yang juga melibatkan mahasiswa.
Atas temuan ini, tim mahasiswa peneliti FPIK Unsrat yang terdiri dari Jeszy Andakke, Hizkia Nainggolan, Lasma Parapat berhasil lolos pada kompetisi di tingkat Nasional dalam PIMNAS di Bali karena akhir Agustus 2019 lalu. (BB-DIO)