BERITABETA.COM, Bula — Puluhan warga di Negeri Urung, Kecamatan Seram Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) gotong royong membangun jembatan darurat di Sungai Madar yang menghubungkan Negeri Urung dengan fasilitas Puskesmas dan Sekolah.

Pembangunan jembatan darurat itu sebagai upaya tindaklajut dari peristiwa banjir 18 September 2021 lalu yang membuat tiga pelajar terbawa arus dan pingsan saat menyebrang sungai hendak pulang sekolah.

Salah satu tokoh muda Ukar Sengan (sebutan Negeri Urung dan sejumlah desa di wilayah itu), Abubakar Wokas saat dikonfirmasi beritabeta.com melalui telepon selulernya, Senin (4/10/2021) mengaku dia dan warga setempat telah menyelesaikan pembangunan jembatan darurat tersebut sejak kemarin.

Wokas mengungkapkan, bermula dari peristiwa hanyutnya tiga pelajar di desa itu, dia berinisiatif melakukan rapat bersama masyarakat setempat untuk dibangun jembatan darurat.

Menurutnya, kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Masalah tersubut, sudah menjadi tanggungjawab semua orang, sehingga apa pun alasannya tidak bisa menunggu pemerintah untuk melakukan pembangunan.

"Kalau kejadian kemarin kita paksakan pemerintah bangun jembatan darurat, tidak semudah, karena harus butuh waktu. Sehingga saya mengabil langkah untuk mencoba bersosialisasi dengan masyarakat, bagaimana kalau bahan-bahannya saya tanggung, masyarakat bantu kerja, Alhamdulillah masyarakat menyambut baik" ungkap Abubakar Wokas.

Dia menjelaskan, kondisi sungai Madar itu bukan saja soal banjir, namun pada saat air pasang juga menghambat akses tenaga pengajar, siswa dan tenaga medis ke sekolah dan puskesmas.

Pemuda yang pernah bekerja di World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia itu mengaku, terkadang masyarakat setempat nekat terobos di tengah arus akibat tidak tersedia akses alternatif pada wilayah itu.

"Ini akses menuju Puskesmas, SMP dan SMA. Kadang juga saat gelombang, masyarakat Urung yang hendak ke Kota Geser, terpaksa harus melewati jalur itu menuju Desa Guli-Guli atau Manggis baru menyebrang ke Geser. Jadi memang akses di situ sangat penting sekali" akuinya.

Dia menandaskan, biarlah Pemerintah membangun dengan caranya sendiri, sehingga dia dan masyarakat membangun dengan caranya lewat pembangunan jembatan darurat dari batang kelapa dan papan.

Dia juga membeberkan, pasca dibangun jembatan darurat tersebut, sejak tadi para pelajar dan masyarakat umum sudah melewati akses itu menuju Puskesmas dan Sekolah.

Untuk itu, dia berharap agar semua fasilitas pemerintah maupun swasta, termasuk jembatan darurat itu dijaga secara baik sehingga memperbudah akses masyarakat, terutama para pelajar.

"Harapan saya untuk masyarakat agar tetap dijaga, jangan sampai ada yang nakal-nakal sehingga masyarakat harus punya kesadaran. Jadi bukan saja jembatan, tapi apapun yang ada di negeri ini yang berdampak baik di masyarakat kita sama-sama menjaga" harapnya (*)

Pewarta : Azis Zubaedi