BERITABETA.COM – Sikas woodii (Encephalartos woodii) merupakan salah satu spesies flora endemik yang terdapat di kawasan tepi hutan Ngoye di Kwazulu-Natal, Afrika Selatan. Tumbuhan ini berasal dari rumpun famili Zamiaceae yang penampilannya seperti tanaman palem.

Secara teknis Sikas Woodii bukan yang terakhir dari jenisnya. Pohon ini telah dikloning beberapa kali, dan hasil kloningnya dapat ditemukan di beberapa kebun raya di seluruh dunia.

Bahkan kloningannya dapat kawin dengan beberapa spesies yang berkaitan erat, tetapi tidak dapat menghasilkan keturunan yang sejati. Pohon ini hanya berdiri di Royal Botanical Gardens, dan menjadi pohon terakhir dari spesies purba yang menunggu spesies betina ditemukan di suatu tempat di belahan Bumi.

Para peneliti telah lama menjelajahi hutan-hutan Afrika untuk mencari Encephalartos woodii betina, tetapi sejauh ini upaya mereka tidak berhasil.

“Tentunya ini adalah organisme paling soliter di dunia. Semakin tua, sendirian, dan ditakdirkan untuk tidak memiliki penerus. Tidak ada yang tahu berapa lama pohon itu akan hidup,” ujar Biolog, Richard Fortey seperti dikutip okezone.com.

Presenter Sejarah, Sir David Attenborough mengatakan, spesies tanaman ini dapat punah dan hanya ada satu cycad yang merupakan satu-satunya spesimen dari jenisnya yang diketahui.

“Ini adalah tanaman yang kesepian, seperti kura-kura Galapagos. Manusia mengambil alih begitu banyak planet ini dan iklim berubah sehingga mereka tidak dapat tumbuh lagi. Tidak ada tempat lain bagi mereka untuk pergi, kecuali mereka dapat disimpan di sini,” tuntasnya.

Tanaman langka ini ditemukan dan dideskripsikan pada tahun 1895 oleh John Medley Wood, sikas woodii dapat tumbuh hingga enam meter dengan batang yang megah dan lembut.

Tumbuhan ini memiliki bagian atas berbentuk seperti payung dengan sebuah mahkota berwarna hijau daun gelap yang mengilap berukuran dua hingga tiga meter. Mahkota tersebut semacam penunjang yang mendukung tanaman ini tumbuh dengan baik.

Kelangkaan dan penampilan yang mencolok menjadikan Sikas Woodii salah satu spesies sikas yang paling dicari di dunia.Tak banyak hasil penemuan yang memberikan keterangan biologis mengenai Sikas woodii, hal ini tidak mengherankan karena sangat sedikit yang diketahui mengenai sejarah alami dari sikas woodii.

Walau begitu, secara umum sikas woodii memiliki umur yang panjang. Pertumbuhan yang lambat karena menggunakan proses reproduksi kerucut. Pada sikas jantan terdapat bantalan kerucut yang mengandung serbuk sari, dan sikas betina memproduksi kerucut yang mengandung ovules yang berkembang menjadi benih yang selanjutnya tertiup sepenuhnya oleh angin.

Biji yang dihasilkan oleh Sikas Woodii memiliki ukuran besar dan memiliki mantel luar yang berdaging. Lapisan luar yang berdaging tersebut sangat disukai oleh berbagai hewan seperti burung, tikus, dan kelelawar, yang secara tidak sengaja ikut membantu untuk menyebarkan benih yang terdapat pada biji tersebut.

Status sikas woodii diklasifikasikan punah di alam liar atau extinct in the wild (EX) dalam daftar merah IUCN yang dirilis tahun 2003 silam. Sikas woodii tak pernah lagi tumbuh dan ditemukan secara liar dalam habitat aslinya. Tidak diketahui ancaman apa yang membuat sikas woodii punah di alam liar.

Pelestarian dan budidaya kini dilakukan secara eks-situ. Saat ini terdapat sekitar 500 tanaman sikas woodii yang terdaftar pada koleksi kebun raya nasional dan swasta di seluruh dunia. Konservasi terhadap kawasan asli Sikas Woodii dapat saja terjadi, namun saat ini upaya survei sedang dilakukan secara menyeluruh.

Selain ini, peneliti sedang mengupayakan cara perkembangbiakkan terbaru yang dapat membantu sikas woodii bereproduksi lebih cepat, salah satunya budidaya hasil kloning sikas. Upaya yang panjang ini dilakukan untuk menyemai kembali sikas woodii di habitat aslinya (BB-DIP)

Sumber : okezone.com, greeners.com