Warga Nekat Swadaya Bangun Gedung Sekolah

BERITABETA, Bula – Nasib apes menimpah puluhan murid di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Kurwara Raya, Kecamatan Kesui, Watubela, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku. Sejak didirikan 6  tahun silam, SMP swasta yang menjadi satu-satunya harapan warga untuk meyekolahan anak-anak mereka itu tidak memiliki gedung parmanen.

Sebanyak 52 siswa-siswi yang mengenyam pendidikan di sekolah itu, terpaksa ditampung di gedung SDN Kurwara Raya. Akibtanya, warga di dua desa masing-masing Desa Kurwar dna Desa Guliar, terpaksa nekat membangun gedung sekolah dengan swadaya.

Salah satu tokoh masyarakat Elys Rumagoran dalam relisnya yang diterima  redaksi Beritabeta, Senin (17/09/18) mengungkapkan, pihaknya terpaksa menempuh jalan swadaya dengan melibatkan semua komponen masyarkat di dua desa untuk membangun gedung SMP tersebut.  Swadaya warga dengan menyumbang bahan material, pasir, batu dan semen serta tenaga kerja.

“Sudah 6 tahun sekolah ini beroperasi. Kita sudah melayangkan permohonan bantuan kepada pemerintah daerah, agar keberadaan sekolah ini dapat diperhatikan sebagai solusi memutus rentang kendali dunia pendidikan yang melilit warga di dua desa ini,”ungkap Elys dalam relisnya.

Dikatakan, akibat belum tersedianya bangunan sekolah untuk menampung siswa –siswi sekolah tersebut, pihaknya terpaksa menumpang di SDN Kuwara Raya dengan memanfaatkan waktu sekolah di siang hari mulai pukul 01.00 WIT. Sedangkan gerakan swadaya yang digelar ini dimotori oleh dua staf pengajar Jakaria Elys dan Fahrun Rosen Musaad.

Menurut, Jakaria Elys yang juga staf pengajar honorer di sekolah tersebut, sejak beroperasi 6 tahun lalu, SMP tersebut hanya memiliki tenaga pengajar (guru) honorer. Meski demikian, keberadaan SMP ini sangat membantu warga di dua desa tersebut yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

“Anak-anak di dua desa ini tidak punya pilihan. Jika mau melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP mereka harus ke kota kecamatan yang jarak tempuhnya  dari kedua desa mencapai 6 KM. Bagi mereka yang mampu pasti memilih ke kota kecamatan bahkan ke kota kabupaten di Bula,”tandasnya.

Menyikapi permasalahan ini, Elys Rumagoran berharap agar Pemkab Seram Bagian Timur, dalam hal ini Dinas Pendidikan dapat melihat persoalan pendidikan yang terjadi di dua desa tersebut dengan menyiasatinya berupa bantuan pembagunan gedung sekolah.

“Kita hanya bisa berharap agar persoalan pendidikan ini dapat dilihat dan diintervensi oleh pemerintah daerah, karena apa yang terjadi saat ini adalah murni masalah kesenjangan dalam dunia pendidikan,”pungkasnya.(BB/DP)