BERITABETA, Ambon – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Maluku dalam waktu dekat akan membangun Toko Tani Centre (TTC) di kota Ambon. Pembangunan TTC ini dilakukan untuk menjawab kendala pemasaran  sekaligus memotong rantai pemasaran produk pangan yang dihasilkan petani di Provinsi Maluku.

Lokasi TTC ini akan dipusatkan di gedung bekas milik Bappeda Maluku yang berada di kawasan Kebun Cengkih, Ambon.

“Intinya pendirian TTC yang akan kita lakukan dalam waktu dekat ini bertujuan  mengstabilkan harga pangan lokal yang diproduksi petani di Maluku. Lebih khusus lagi sebagai upaya menjembatani penyaluran produksi pertanian yang kini dikelola sejumlah sentra bisnis yang dibentuk program SOLID di sejumlah kabupaten,” demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Maluku Ir.  M. Z. Sangadji  kepada Beritabeta, di Ambon, Senin (17/09/18).

Dikatakan, konsep TTC yang akan dibangun memang menjadi sebuah keharusan bagi Maluku. Pasalnya, konsep ini sudah lebih dulu dikembangkan di sejumlah daerah di Indonesia. Dan tahun ini melalui APBD Maluku, DKP kebagian dana untuk mendirikan TTC ini, sehingga diharapkan ada serapan PAD dari kegiatan ini.

“Tahun ini kita memulai konsep ini dengan APBD Maluku. Meski terbilang masih minim soal alokasi yang disiapkan, namun kita berharap konsep ini bisa menjawab keluhan-keluahan petani kita terkait stabilitas harga pangan yang dihasilkan selama ini,”tandas Dek Sangadji sapaan akrab kadis DKP Maluku.

Menurutnya, untuk tahun 2018 ini TTC yang  dibangun DKP Maluku masih memfokuskan pada penampungan sejumlah produk pangan hasil petani di wilayah Pulau Ambon.  Di tahun depan TTC akan berkembang menjadi Tokoh Tani Indonesia (TTI) yang akan didanai langsung oleh pemerintah pusat dengan melalui alokasi APBN yang akan dialokasikan ke DKP Provinsi Maluku yang termasuk satu dari 11 daerah yang akan menerima program TTI ini.

“Tahun depan akan ada TTI dan skalanya akan lebih besar, karena akan ditopang dengan sejumlah fasilitasi transportasi, sehingga kedepan kita akan mobile untuk menampung hasil pangan pertani di Maluku. Tahun ini kita memulai dengan TTC Maluku,”urainya.

Pembagunan TTC Maluku di kota Ambon dilakukan untuk menjawab kendala-kendala teknis pemasaran yang selama ini terjadi di Maluku. Misalnya, hasil produksi petani binaan Program SOLID yang tersebar di lima kabupaten se- Maluku, cukup beragam dan memiliki potensi ekspansi pasar yang cukup menjanjikan.

Dari hasil binaan Program SOLID selama 8 tahun di Maluku, terdapat sejumlah bisnis centre yang sudah dibangun manajemen SOLID di lima kabupaten untuk menampung hasil olahan petani binaan. Baik olahan produk pangan sampai pada produk non pangan yang bernilai ekonomis. Namun, kendala pemasaran sering terjadi, karena rentang kendali dan rantai pemasaran yang terlalu panjang.

“Ada sebanyak 100 lebih desa binaan Program SOLID di Maluku, dan diperkirakan 50 persen dari jumlah itu memiliki komoditi unggulan yang kini dikembangkan. Maka kehadiran TTC Maluku sangat penting untuk mengatasi masalah pemasaran. Belum lagi hasil pertanian yang diperoleh petani di luar Program SOLID,” urai Sangadji.

Peluang Pengembangan Toko Tani

Berdasarkan data yang dihimpun,   Kementerian Pertanian mencatat transaksi yang dilakukan di 16 toko tani yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu pada kurun waktu 2016-2018 mencapai Rp2,4 miliar.

Kepala Bidang Distribusi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Yudi Harsatriadi menjelaskan di Bengkulu potensinya sangat luar biasa dan menjadi stimulus dalam pengendalian harga pangan di Bengkulu.

Ia mengatakan, stimulus dalam pengendalian harga pangan tersebut diharapkan dapat menekan inflasi di daerah ini yang dominan disumbang bahan pangan.

Selain itu, pendirian toko tani tersebut juga bertujuan memangkas disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional bagi pelaku usaha. (BB/DP).