Basarnas Hentikan Pencarian Tiga Korban KM. Sweet yang Tenggelam di Laut Banda
Memasuki hari ketujuh pencarian korban KM Sweet yang tenggelam di laut Banda, Basarnas Ambon akhirnya menghentikan operasi pencarian.
Memasuki hari ketujuh pencarian korban KM Sweet yang tenggelam di laut Banda, Basarnas Ambon akhirnya menghentikan operasi pencarian.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,83° LS; 128,46° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 28 Km arahTimur Laut Maluku Barat Daya, Maluku pada kedalaman 126 km.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,68° Lintang Selatan; 127,55° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 kilometer arah Timur Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku pada kedalaman 183 kilometer.
26 nelayan dikabarkan selamat. Sementara satu ABK bernama La Wole Lahangu meninggal dunia setelah berhasil dievakuasi oleh nelayan setempat. Sedangkan kapten kapal yang juga pemilik kapal atas nama Herson Launge belum berhasil ditemukan.
Profesor UC Berkeley dari Sekolah Pascasarjana di Departemen Ilmu Bumi dan Planet dan Direktur Emeritus Laboratorium Seismologi Berkeley (BSL), Barbara Romanowicz, menemukan bahwa inti bumi di bawah laut Indonesia tumbuh miring.
Kecelakaan laut kembali terjadi di Maluku. Kali ini sebuah long boat berpenumpang tiga orang dikabarkan tenggelam di perairan laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), pukul 16. 37 WIT, Selasa (8/9/2020).
Kapal ikan dengan nama KM. Tarang 2 dilaporkan tenggelam di perairan Laut Banda, Kamis (07/5/2020). Satu orang dikabarkan hilang dalam peristiwa itu.Insiden ini dibenarkan pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) Ambon, Jumat (08/5/2020).
Menanggapi rilis BMKG ini, Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Nugroho Dwi Hananto kepada beritabeta.com, Kamis dini hari (7/5/2020) mengatakan, gempa kuat ini terjadi dalam pada kedalaman 133 km dibawah permukaan bumi.
Penelitian bersama ini digelar untuk mendapatkan informasi penting mengenai Arus Lintas Indonesia, fenomena kenaikan massa air laut (upwelling), juga potensi keanekaragaman hayati laut di perairan selatan Jawa, Selat Bali sampai ke Selat Makasar menggunakan kapal riset Baruna Jaya VIII milik LIPI.