Marcus menjelaskan dana bantuan dari BRIN selain untuk pengadaan peralatan dan modal pembuatan keramba, juga disisihkan sedikit untuk membeli sebanyak 500 ekor bibit ikan yang dibudidayakan di tiga kolam berukuran masing-masing 2x2 meter.

"Dari jumlah bibit sebanyak 500 ekor, kami kemudian bersuaha untuk melanjutkan usaha ini. Meskipun sudah tidak memiliki dana lagi untuk membeli pakan,”akuinya.  

Mengatasi masalah ini, Marcus mengatakan, para anggota kelompok melakukan  dialog dan kerja sama, sehingga selama dua bulan pertama pakan ikannya dibantu oleh sesama pembudidaya.

“Nanti setelah panen barulah dilunasi," katanya.

Selain mengurus benih ikan yang mulai besar, Markus juga memanfaatkan waktu senggang untuk menangkap ikan hidup di perairan sekitar dengan jaring untuk dijadikan pakan bagi ikan peliharaannya.

"Mudah-mudahan panen perdana pada Juli 2022 sukses, sehingga bisa membayar biaya pakan pembudidaya lain, juga dijadikan modal untuk pengembangan dan perluasan usaha menjadi lebih besar," katanya.

Dalam kunjungannya itu, Mercy juga memberikan bantuan pribadi dari biaya perjalanan kepada 19 anggota kelompok budidaya keramba jaring apung di Teluk Dalam untuk menambah modal membeli pakan ikan.

Mercy berharap, para nelayan di kawasan pesisir pantai Desa Poka, Rumah Tiga dan Waiheru itu dapat membentuk asosiasi, sehingga pengembangan usaha lebih terarah, di samping peningkatan kapasitas dan teknik budidaya melalui berbagai pelatihan dan magang di daerah lain (BB)

Editor : Redaksi