BERITABETA.COM, Ambon – Usianya baru 8 bulan, bayi munggil nan ganteng itu, lebih cepat meninggalkan kedua orang tuanya, setelah kritis dievakuasi ke RSUD DR Haulussy, Ambon.  Kisah Uwais menjadi bagian dari cerita pilu korban gempa bumi di Kota Ambon. Tak ada yang menyangka semua terjadi begitu cepat.

Berawal di Kamis pagi (26/9/2019), saat bayi Uwais dalam timangan tantenya Pa Sopeheluakan. Sementara ibunya Ama Sopeheluakan  berada di kamar.

Uwais sementara diberi makan, tiba-tiba getaran dan guncangan gempa berkekuatan 6,8 SR itu datang membuat panik seisi rumah yang berada di kawasan Pinang Putih, Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Tanpa menunggu lama bayi Uwais kemudian dibawa lari kedua tantenya Asi Holle dan Pa Sepaheluakan lewat pintu belakang dapur. Goncangan gempa yang begitu kuat membuat langkah kedua tantenya terhenti seketika.

Dinding rumah tetangga roboh, ketika kedua tantenya  berusaha menaiki jalan tanjakan menuju jalan raya di kawasan itu. Musibah seketika datang, Asi dan Pa jatuh tersungkur ke tanah akibat tertimpa batako dinding rumah yang roboh. Sungguh tragis, bayi bernama lengkap Muhammad Uwais Zulkarnain Holle ini, bersama kedua tantenya jatuh ke tanah.

Bayi Uwais ikut terjatuh, meski kedua tantenya berusaha untuk melindunginya.  Asi tersungkur saat melindungi Pa dan Uwais, namun timpaan batu bata menimbun mereka.

“Mereka bertiga jatuh, dan adik bayi ikut kena batu bata di bagian kepala,” tutur seorang kerabat dekatnya.

Anak kedua dari pasangan Briptu Rais Holle dan Ama Sopaheluakan, sempat menangis saat kembali ditimang. Uwais diangkat dibawa lari ke tempat yang aman. Sesaat sampai di jalan, suara Uwais hilang. Bayi Uwais kritis dan dilarikan ke rumah sakit Bhayakara Tantui.

Menurut penuturan salah satu kerabat dekat keluarga Rais, kondisi fisik bayi Uwais hanya terlihat lecet di bagian kepala. Namun, mungkin saat mereka jatuh, benturan ke tanah cukup kuat mengena kepala bayi Uwais.

Tantenya, Asi Holle ikut mengalami luka di bagian kepala dan harus dijahit dengan 11 jahitan. Sedangkan Pa juga mengalami cerdera di bagian pinggul.

Setelah menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara, Tantui, bayi Uwais kemudian dievakuasi ke RSUD DR. Haulussy Ambon untuk menjalani pengobatan lebih lanjut. Saat berada di RSUD Haulussy, bayi Uwais sempat dijenguk Gubernur Maluku Murad Ismail, Kamis malam. Sang gubernur mendekati Uwais dengan penuh perhatian.

Melihat kondisi bayinya yang belum normal, Rais awalnya merencanakan untuk membawa bayi Uwais ke Makassar, sayangnya takdir berkata lain. Uwais menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 05.40 WIT di RSUD.

Kisah bayi Uwais kini menambah panjang daftar korban gempa bumi di Pulau Ambon dan sekitarnya. Kini bayi Uwais sudah kembali ke rumahnya. Tangis harus pun terdengar, karena kepergian Uwais yang tragis dan tak disangka.

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un,” hanya ucapan ini yang  terdengar dilontarkan setiap orang atas kepergian bayi Uwais.    Keluarga kedua orang tuanya berbondong-bondong datang melayat si bayi mungil nan lucu itu.

“Semoga Allah menempatkanmu di surga,” demikian tulis sejumlah netizen mendoakan bayi Uwais penuh haru (BB-DIO)