BERITABETA.COM, Ambon - Sekolah Islam Terpadu di wilayah Provinsi Maluku saat ini menjadi model pendidikan kekinian. Di tengah perubahan globalisasi, pengelola pedidikan dituntut untuk mengembangkan program moderasi beragama.

Proses pendidikan harus mengajarkan kecintaan pada tanah air, menghargai dan saling menghormati antar umat beragama.

Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, H. Yamin, saat menjadi pembicara utama dalam kegiatan Gebyar Muswil Ke-3 Wilayah Maluku tahun 2022, dan Pelatihan Pendidikan tenaga Kependidikan Jaringan Sekolah Islam Terpadu atau JSIT Indonesia Wilayah Maluku pada Minggu, (06/03/2022).

"Guru dan anak didik di harus mencintai tanah air. Kita harus tanamkan kepada peserta didik, untuk menghargai perbedaan keyakinan agama. Mencintai tanah air adalah bagian dari pada iman," ujar Yamin.

Ia menerangkan, pendidikan adalah proses transformasi ilmu atau transformasi nilai untuk memberikan nilai kepada manusia dan kemanusiaan.  

Yamin yang juga Kabid PHU Kanwil Kemenag Maluku ini menyebut ada lima konsep yang perlu digulirkan dalam dunia Pendidikan Islam sekaligus dikembangkan guna memberi nilai, dan kemampuan seseorang atau peserta didik agar memimpin kehidupan sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai kepribadiannya.

"Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena di dalamnya banyak pihak yang ikut terlibat, baik secara langsung atau tidak langsung," tukasnya.

Yamin menyebut lima konsep dasar ini tengah dikembangkan di seluruh satuan pendidikan. Pertama; Integritas Pendidikan Islam harus mampu menciptakan atau melahirkan alumni yang memiliki integritas.

Proses pengajaran dalam pendidikan Islam, tidak hanya sebatas transformasi keilmuan atau mengajarkan learning knowlagde learning to do, tapi siswa madrasah harus memahami betul tentang eksistensinya sebagai manusia dengan integritas yang baik.

Kedua; humanity atau proses pendidikan, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan. Setiap proses pengajaran jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik.

"Jangan bebani anak didik kita dengan hal yang ada di luar kemampuan mereka. Sebab esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya sesuai porsinya. Humanisme menjadi penyeimbang dari konsep integritas," ungkapnya.

Ketiga sprituality yakni pendidikan melahirkan manusia yang memiliki nilai-nilai spiritual, aktivitasnya selalu diniatkan sebagai ibadah. Ibadah dalam menyiapkan generasi berintegritas yang akan mengisi peradaban mendatang.

Keempat; adaptability, dimana kemampuan manusia untuk menyelaraskan diri, dan berdialog dengan lingkungan strategis di sekitarnya, tanpa kehilangan identitasnya.

“Adaptasi harus menjadi kekuatan untuk memahami sebuah lembaga pendidikan harus menghadirkan anak zaman. Dalam konteks pendidikan, dinamika zaman hari ini adalah kebutuhan kita terhadap penguasaan teknologi,” tuturnya.

"Orang yang hebat hari ini adalah orang yang mampu membaca masa depan dengan baik. Guru yang hebat akan mampu melahirkan anak didik yang akan bisa menguasai zamannya," imbuhnya.

Kelima yakni nationality. Proses pendidikan harus mengajarkan kecintaan pada tanah air. Itu adalah bagian dari batang tubuh seorang manusia dan lembaganya. Guru dan anak didik harus mencintai tanah air.

“Kita harus tanamkan kepada peserta didik, mencintai tanah air adalah bagian daripada iman,” kata Yamin.

Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Karena di dalam terdapat banyak pihak yang ikut terlibat baik secara langsung atau tidak langsung. Objek ilmu pendidikan Islam ialah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman.

Pendidikan adalah proses transformasi ilmu atau transformasi nilai untuk memberikan nilai kepada manusia dan kemanusiaan.

Kepada seluruh tenaga pendidik di JSTI yang tersebar di Provinsi Maluku diharapkan untuk terus belajar meningkatkan kualitas.

“Orang yang terus belajar adalah pemilik peradaban masa depan. Eksistensi belajar adalah eksistensi kehidupan. Kita berhenti belajar, artinya kita berhenti dalam kehidupan,” tandas Yamin. (BB)

 

Editor : Redaksi