BERITABETA.COM, Ambon – Mantan Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] Abdullah Vanath menyampaikan apresiasinya kepada Polda Maluku yang telah menggelar kegiatan minum jus pala terbanyak yang melibatkan seluruh jajaran Polres di Maluku.

Kegiatan yang dihelat dalam rangka HUT Byangkara ke 76 tahun ini, dinilai merupakan momentum dalam membangkitkan budaya tanam pala yang dilakukan petani di Maluku.

“Bukan hanya rekor MURI yang dicapai, lebih dari itu semangat yang tertular dalam kegiatan ini lebih pada pengakuan dan pemicu semangat bagi petani Pala di Maluku,” ungkapnya kepada beritabeta.com, usai mengikuti kegiatan tersebut di Mapolres SBT, Sabtu (25/6/2022).

Mantan Bupati SBT dua periode yang kini beralih profesi sebagai petani pala itu mengaku, sejak lama dirinya  sudah mengimpikan untuk mendirikan sebuah pabrik berskala besar untuk menghasilkan produk turunan dari buah pala.

Salah satunya adalah, sirup pala yang akan menyasar pasar lebih luas. Ia bahkan mengaku sejak lama sudah meminta bantuan beberapa ahli dalam meneliti kandungan daging buah pala.

“Sirup pala bukan merupakan produk yang baru. Sejak lama sudah saya pikirkan, bahkan saya sudah pernah meminta beberapa teman  untuk meneliti kandungan daging buah pala ini. Nah, hari ini Alhamdulillah ada gebrakan baru yang dilakukan Polda Maluku dalam mempopulerkan minuman ini,” tandas AV sebutan akrabnya.

Menurut AV, pala merupakan komoditas dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun selama ini petani Maluku hanya bisa bergantung pada biji dan fulinya saja. Sementara daging buah pala, belum terlalu maksimal diolah menjadi produk turunan yang menjanjikan.

“Saat ini sudah ada home industri yang mengelolah daging buah pala menjadi sirup. Ini langkah baik, namun tentu terdapat sejumlah kendala yang harus terus dibenahi,” bebernya.

 

Aktivitas mantan Bupati SBT saat panen pala di lokasi perkebunan yang dikembangkan

Salah satu yang selama ini belum dapat dilakukan adalah bagaimana bisa mengurangi kandungan minyak miristisin. Kadungan zat ini perlu diurai lagi karena bisa memicu efek toksik bila dikonsumsi lebih banyak.

“Secara ilmiah, minum sirup pala ini cukup baik untuk kesehatan. Dan sejumlah literatur sudah mengulas tentang ini. Nah tinggal bagaimana kedepan kita bisa membuat formula yang lebih tepat,” bebernya.

Vanath optimis 3 sampai 4 tahun kedepan Maluku akan kembali berjaya lewat tanaman ini. Hal itu terjadi karena saat ini sudah ada kawasan baru sentra produksi pala di Maluku yakni di Kabupaten SBT. Selain Pulau Banda yang melegenda selama ini, SBT kedepan akan menjadi setra baru produksi pala terbesar di Maluku bahkan di Indonesia.

“Sudah banyak petani yang menanam pala dan populasinya pun sudah melebihi yang ada saat ini di Pulau Banda,” urainya.

Untuk itu, ia mengaku kedepan dirinya akan membangun sebuah pabrik pengolahan yang focus pada pengolahan produk turunan daging buag pala, salah satunya adalah sirup buah pala ini.

“Tentu fokusnya adalah pasar nasional bahkan internasional, sehingga tidak mengganggu tumbuhnya home industri yang kini dibangun sejumlah pelaku UKM di Maluku,” tandasnya.

Ia menambahkan, target waktu ini ditetapkan karena harus menunggu populasi tanaman pala yang dikembangkan dapat berproduksi secara merata, karena saat ini dari sekitar 100 ribuan populasi yang dikembangkan dirinya di beberapa lokasi, baru separuhnya berproduksi.

“Kalau kita bangun pabrik, bahan bakunya harus terus tersedia. Dengan alasan itu, maka rencana ini baru bisa diwujudkan pada tiga tahun mendatang,” katanya (*)

Editor : dhino pattisahusiwa