BERITABETA.COM, Ambon – Fenomena aneh dari dalam sumur air milik keluarga Edwin Lukmetiabla di  Kompleks Perumahan Bank Indonesia di Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku, akhirnya ditinjau tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon.

Peneliti geologi dari Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) LIPI Ambon, Fareza Sasongko Yuwono, M.Sc. kepada beritabeta.com, Senin (21/10/2019) mengatakan, setelah mendapat laporan dari warga, tim peneliti bentukan LIPI Ambon sudah meninjau lokasi sumur.

“Tadi ada dua rekan kami peneliti geofisika Rian Amukti M.Sc dan Cahaya Damayanti, M. Sc sudah meninjau lokasi sumur,” katanya.

Menurut alumnus Earth Science /Geology di Akita University, Jepang, ini kuat dugaan, air yang tampak bergejolak tersebut akibat adanya pelepasan udara atau gas dari pori-pori tanah. Keluarnya udara atau gas dapat terjadi bisa terjadi karena tekanan pori-pori meningkat, misalnya ketika tanah terjadi pemadatan. Pihaknya, kata dia, juga sudah mengecek air sumur tersebut dan suhunya normal, jernih dan tidak berbau.

“Fenomena semacam ini bisa terjadi akibat gempa, namun tidak dapat digunakan sebagai prediksi akan datangnya gempa sehingga  masyarakat tidak perlu panik dan khawatir,” tandasnya.

Ditanyai terkait apakah pernah kasus seperti ditemukan di daerah lain? Fareza  mengakui, pihaknya masih berusaha mencari tahu kejadian serupa yang terjadi di daerah lain. “Kami masih terus mencari tahu akan hal itu,”ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, struktur tanah juga bisa berpengaruh terhadap kejadian ini. Pasalnya, tanah endapan umumnya memiliki porositas (pori-pori) yang lebih besar, sehingga dapat terisi oleh air dan  dan udara.

“Ketika tanah menjadi padat, maka porositanya akan mengecil, sehingga air atau udara yang ada di dalamnya akan keluar,” urainya.

Seperti diberitakan sebelumnya, keberadaan sumur air milik keluarga Edwin Lukmetiabla di RT 034 RW 007 itu terlihat seperti air panas yang sedang mendidih. Anehnya, gelembung yang terlihat seperti air panas ini terasa dingin atau normal.

Fenomena aneh yang terjadi sekira pukul 07.05 WIT ini untuk yang ke empat kalinya sejak Bulan September 2019. Bahkan durasi fenomena alam itu lebih lama dibanding sebelumnya yaitu kurang lebih 50 menit.

“Kalau yang sebelumnya itu hanya terjadi selama kurang lebih 10 menit. Kali ini gelembungnya lebih kuat dan terjadi selama 50 menit,” kata Oyen Lukmetiabla, pemilik sumur saat ditemui Kabar Timur di rumahnya itu, Senin (21/10/2019).

Peristiwa pertama terjadi pada Kamis (12/9) lalu. Kedua kembali terjadi, Selasa (24/9). Setelah itu yang ketiga kalinya terjadi lagi pada Selasa (1/10).

“Pertama itu terjadi 2 minggu sebelum gempa tanggal 26 (September). Kemudian terjadi lagi 2 hari sebelum gempa (26 September). Kemudian terjadi lagi pada gempa yang 5.2 itu (10 Oktober),” kata ibu rumah tangga itu.

Sejumlah peristiwa yang terjadi itu, lanjut dia, telah menyebabkan dirinya bersama keluarga bahkan sejumlah warga sekitar menjadi panik.

“Beta bicara sesuai kenyataan yang beta saksikan sendiri. Bahkan warga di sini juga melihatnya,” terangnya.

Menurutnya, sumur air tersebut dibangun sejak tahun 1986 silam. Selama itu, fenomena alam ini tidak pernah ditemukan. Dan baru tahun ini terjadi sebelum bencana alam melanda Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat.

Ia mengatakan, saat peristiwa itu terjadi, air sumur milik keluarganya ini tidak mengeluarkan bau ataupun berubah warna. Rasanya pun tidak berubah.

“Seng ada bau seperi belerang, air seng berubah warna. Rasanya juga tidak asin dan salobar (campuran air laut dan tawar). Rasanya tetap tawar seperti biasa,” kata dia.

Oyen mengaku air sumur tersebut hanya dipakai keluarganya untuk mandi dan cuci. Sementara air minum bersumber dari PDAM.

“Katong hanya pakai par mandi saja,” katanya yang duduk di samping tenda yang berada di depan rumahnya. Selama gempa terjadi, Oyen dan keluarga tidak berani tidur di dalam rumah.

Oyen menambahkan, kejadian itu telah mengkhawatirkan keluarganya dan warga sekitar. Sehingga dirinya berharap ada penjelasan dari orang yang tahu kenapa kejadian ini bisa terjadi.

“Kalau bagi beta dan keluarga sudah menjadikan kejadian ini sebagai tanda. Tapi mudah-mudahan kali ini seng terjadi lai,” harapnya.

Di tempat yang sama, Oma Mery, tetangga Keluarga Lukmetiabla, mengaku di kompleks tersebut terdapat beberapa sumur. Selain milik keluarga Lukmetiabla, juga terdapat di rumahnya dan beberapa warga lainnya.

“Kalau di beta pung parigi seng (tidak terjadi seperti sumur milik Lukmetiabla. Warga lain juga seng,” tambah Mery yang mengaku datang meilhat kejadian aneh tersebut, “ katanya (BB-DIO)