BERITABETA.COM, Ambon – Kemeterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kini membangun sejumlah sumur artesis di berbagai daerah.  Anggota Komisi VII, DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku, Mercy Chriesty Barends menegaskan, pembangunan sumur artesis dimaksudkan untuk  mengatasi krisis air bersih di daerah-daerah tersulit di Maluku.

“Pembuatan sumur artesis sangat berdampak mengatasi krisis air bersih yang dialami masyarakat,” kata Mercy usai penyerahan dan pengoperasian sumur artesis bantuan Kementerian ESDM di Negeri Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Ambon, Jumat (1/2/2019).

Dia menegaskan, sumur artesis Negeri Latuhalat yang dibangun Badan Geologi Kementerian ESDM merupakan bagian dari delapan sumur air dalam yang dibangun di Maluku pada 2018.

Lima sumur tersebut dua diantaranya di kota Ambon yakni Negeri Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Negeri Soya, Kecamatan Sirimau, sedangkan masing-masing satu unit di Desa Widi, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Desa Namasima, Kecamatan Masohi, Maluku Tengah dan Desa Rumberu, Kecamatan Inamosol, Seram Bagian Barat (SBB).

“Kami di Komisi VII DPR-RI, terus mendorong penambahan anggaran bagi Kementerian ESDM untuk membangun sumur artesis di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Maluku,” katanya.

Sedangkan untuk 2019 melalui Badan Geologi Kementerian ESDM juga akan membangun delapan hingga 10 unit sumur artesis atau sumur air dalam di provinsi Maluku.

Mercy menegaskan, masalah ketersediaan air bersih bagi masyarakat di Maluku, merupakan salah satu program penting yang diperjuangkannya pada Komisi VII, mengingat masih banyak daerah di Maluku tergolong sangat sulit air bersih.

“Banyak warga wilayah di Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD) yang hingga kini belum menikmati air bersih, karena merupakan daerah sulit dan tidak memiliki sumber air,” tandasnya.

Dia juga mengaku, terus membangun koordinasi dengan instansi teknis terkait untuk melakukan pemetaan daerah sulit air di Maluku, termasuk menerima masukan dari masyarakat, sehingga dapat diperjuangkan penanganannya melalui Kementerian ESDM.

Direktur Teknik Lingkungan Kementerian ESDM, Sri Raharjo juga membenarkan pihaknya bekerjasama dengan pemerintah daerah serta didukung Komisi VII DPR-RI terus berupakan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berupa pengentasan daerah sulit air bersih melalui pengeboran air tanah dalam.

Menurutnya, program penyediaan air bersih melalui pengeboran sumur dalam Kementerian ESDM sudah dimulai sejak awal 2000, dan terhitung 2005 hingga 2018 sudah dibangun 2.288 unit sumur artesis dengan kapasitas debit air bersih mencapai 144,4 juta M3/tahun untuk melayani masyarakat 6,6 juta jiwa masyarakat di daerah sulit air bersih yang tersebar di 33 provinsi dan 312 kabupaten/kota.

Khusus di Maluku sumur artesis yang dibangun memiliki spesifikasi teknis yakni kedalaman antara 100-125 meter, debit air rata-rata dua liter per detik dengan konstruksi pipa besi galvanis berdiameter enam inci.

Pasokan listrik sumur bor berasal dari genset dengan kapasitas 12 KVA, menggunakan pompa selam (submersible) berkapasitas tiga PK dan dilengkapi dengan rumah genset, rumah pompa dan bak penampungan air berkapasitas 5.000 liter. “Setiap sumur bor mampu melayani kebutuhan air bersih 2.800 jiwa penduduk,” tandasnya.

Dia juga menambahkan, Kementerian ESDM terus berupaya menambah anggaran program sumur artesis sehinga lebih banyak menjangkau masyarakat di daerah sulit air.

Di Indonesia, kata Sri jumlah daerah sulit air bersih masih cukup banyak yang ditandai dengan permintaan bantuan sumur bor air tanah dari berbagai wilayah.

Hingga 2018 Kementerian ESDM telah membangun sebanyak 506 unit sumur bor tersebar di 179 kabupaten di seluruh Indonesia atau meningkat dua kali lipat dibandingkan target sumur bor pada 2017. Sedangkan pada 2019 kementerian ESDM menargetkan membangun 650 unit sumur artesis. (BB-DIO)