BERITABETA.COM – Berita mengenai wabah virus corona dari Wuhan, Cina, yang kemudian mewabah ke sejumlah negara termasuk Indonesia, telah membuat kepanikan global yang menakutkan.

Saking hebohnya, banyak pihak (netizen) melalui media sosial, memberi informasi tanpa dasar. Misalnya berseliweran adanya ramuan yang bisa menangkal penangkal virus. Salah satunya yang paling populer adalah alkohol dipercaya dapat membunuh virus.

Entah bercanda atau serius, banyak dari masyarakat mengambil kesimpulan dengan menganggap bahwa mengonsumsi alkohol dapat ‘menyembuhkan’ seseorang yang terkena infeksi virus corona.

Media di Iran bahkan memberitakan kurang lebih 44 orang meninggal karena keracunan alkohol dan ratusan lainnya masuk rumah sakit setelah minum alkohol selundupan untuk merawat virus corona.

Sebuah rumor palsu beredar di negara itu jika minum alkohol bisa menyembuhkan atau mencegah virus corona. Padahal minum alkohol adalah tindakan yang dilarang di negara tersebut.

Menurut salah satu pejabat Kementerian Kesehatan Iran, Ali Ehsanpour, beberapa warga minum alkohol yang mengandung ethanol. Delapan penyelundup alkohol telah ditangkap.

Di Khuzestan, Iran, lebih banyak orang mati karena keracunan alkohol dibandingkan karena virus corona. Lebih dari 30 orang meninggal karena keracunan dan 18 orang meninggal karena virus corona, tulis USA Today, Selasa (10/3/2020).

Sebagai informasi singkat, semua harus mengerti bahwa infeksi yang disebabkan oleh virus corona terjadi di bagian pernafasan atas bukan di lambung.

Dikutip dari suara.com, seorang pakar penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, Dr. dr. Sukamto Sp.PD, KAI telah memberikan penjelasan terkait klaim ini.

Ditanyai, apakah betul bahwa mengonsumsi alkohol dapat mengobati virus corona? Sukamto dengan tegas menjawab tidak.

Ia lalu menjelaskan, penjelasan ilmiah yang sederhana mengapa minum alkohol bukan solusi bijak mengatasi wabah virus corona. Pertama, kata dr. Sukamto, setiap makanan dan minuman yang masuk ke mulut akan langsung bertemu dengan kelenjar liur. Kelenjar liur tersebut akan mengubah kandungan zat pada makanan.

“Belum lagi nanti masuk ke lambung, di lambung dan usus 12 jari itu ada keluar yang disebut insulin. Jadi begitu dia (makanan atau minuman) masuk ke mulut kemudian ke lambung, si alkohol tadi diubah menjadi gula atau glukosa dan sebagain di metabolisme berakhir di hati yang namanya detoksifikasi,” kata dr. Sukamto di Depok, 4 Februari  2020.

Menurutnya, detoksifikasi pada fisiologi sendiri merupakan lintasan metabolisme yang bekerja mengurangi kadar racun dalam tubuh lewat metode penyerapan, distribusi, biotransformasi dan eksresi molekul toksin.

Karena itu juga, lanjut dr. Sukamto, orang yang kecanduan alkohol memiliki risiko penyakit hati yang lebih tinggi.

“Orang kecanduan alkohol pada dosis tertentu hatinya rusak. Bisa menjadi fatty liver atau pelemakan hati. Itu yang banyak terjadi di Eropa dan Amerika,” lanjutnya.

Kedua, semua proses dalam tubuh tersebut pada akhirnya tidak membuat alkohol bekerja menjadi penyelamat seseorang yang terkena infeksi virus corona.

Sebaliknya, alkohol dengan kadar tak seberapa yang telah dikonsumsi malah berubah menjadi gula atau glukosa.

“Artinya, komponen utama dari alkohol itu ya dia akan menjadi gula dan tidak akan bisa membunuh (virus corona) kalau beredar dalam darah. Alkohol juga tidak masuk dalam bagian saluran nafas atas yang terinfeksi corona, yang ada malah merusak hati, sebagai salah satu produsen utama (kekebalan) daya tahan tubuh,” terangnya.

Jadi walau hanya bercanda dengan mempromosikan minum alkohol untuk mengatasi virus corona, dr. Sukamto lebih mengingatkan mengenai pentingnya menjaga pola makan agar imun atau daya tahan tubuh tetap fit selama menghadapi musim penuh penyakit menular seperti sekarang.

Ia mengatakan, semua makanan seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral hingga protein, dan zat-zat mikronutrien lainnya sangat diperlukan oleh tubuh dalam kadar yang seimbang dan pas.

“Sudah ada penelitian bahwa orang yang kurang gizi, dibandingkan yang normal berat badannya itu daya tahan tubuhnya lebih baik,” ujarnya (BB-HB-SC)