Arab Saudi Susun Strategi Ekonomi Baru, Tak Lagi Bergantung ke Minyak Bumi
BERITABETA.COM, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman merilis sebuah strategi baru untuk meningkatkan perekonomian negara itu dengan meluncurkan Strategi Transportasi dan Logistik Nasional.
Mengutip Arab News, Rabu (30/6) program komprehensif ini bertujuan untuk memposisikan Kerajaan sebagai pusat logistik global yang menghubungkan tiga benua yakni Eropa, Asia, dan Afrika.
Lebih lanjut program ini akan mendukung visi Saudi 2030 yang akan membuat Negeri Padang Pasir itu lepas dari ketergantungannya terhadap minyak.
"Ini akan meningkatkan hubungan dengan ekonomi global dan memungkinkan negara kita untuk menginvestasikan posisi geografisnya, di tengah tiga benua, dalam mendiversifikasi ekonomi kita dengan membangun industri layanan logistik yang maju, membangun sistem layanan berkualitas tinggi, dan menerapkan model bisnis yang kompetitif untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan di sektor logistik," kata putra mahkota yang kerap disebut dengan singkatan namanya, MBS.
"Transportasi dan logistik adalah fokus utama dari program Visi Kerajaan 2030 dan faktor pendukung penting bagi sektor ekonomi menuju pembangunan berkelanjutan."
Dalam mewujudkan hal itu ia menyebut akan memprioritaskan pengembangan infrastruktur dan pembagian zona logistik kerajaan yang terintegrasi di beberapa lini. Di layanan udara misalnya, strategi baru ini akan menggandakan kapasitas sektor kargo udara Saudi menjadi lebih dari 4,5 juta ton.
Kemudian di bidang layanan transportasi laut, MBS bertekad untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat di Saudi.
"Strategi ini memungkinkan kami untuk mencapai kapasitas lebih dari 40 juta kontainer per tahun."
Lalu, di bidang transportasi kereta api, kerajaan akan meningkatkan jumlah rel kereta api dari 5.330 kilometer saat ini menjadi 8.080 km. Proyek pengembangan kereta api ini juga termasuk di dalamnya proyek "jembatan darat" yang akan membentang lebih dari 1.300 km dan menghubungkan pelabuhan Kerajaan di pantai Teluk Persia dengan yang ada di pantai Laut Merah.
Selain tujuan konektivitas, ada juga tujuan lingkungan yang dikejar kerajaan yang berpusat di kota Riyadh ini. Mereka menargetkan akan mulai mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 25% dan menyediakan solusi cerdas untuk tantangan transportasi melalui adopsi teknologi global mutakhir dan inovatif.
Nantinya bila program ini berjalan, Saudi akan meningkatkan pendapatan sektor non-minyak menjadi sekitar US$ 12 miliar per tahun atau setara Rp 174 triliun pada tahun 2030.
"Kami bangga dengan prestasi yang dibuat di bawah kepemimpinan (Raja Salman)," tambah MBS.
"Dan kami berencana untuk bergerak maju untuk mencapai lebih banyak lompatan yang menguntungkan negara kami dan memajukan posisi terdepannya di dunia dengan meningkatkan upaya dan mencapai lebih banyak kesuksesan yang didukung oleh orang-orang kami yang sangat ambisius." Tutupnya (BB-RED)