BERITABETA.COM, Ambon – Persiapan puluhan atlet Maluku yang akan diterjunkan ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada Oktober 2021 mendatang, kini menuai masalah.

Setelah mengikuti persiapan di Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Maluku, para atlet mengaku sejak Maret 2021,  tidak mendapat perhatian yang layak. Salah satunya terkait menu makan yang disajikan kepada mereka.

“Sejak Maret kami hanya disuguhi menu makanan berupa bubur,  ikan asin dan juga tahu, “ungkap  Welmy Pariama, salah satu atlet tinju wanita Maluku kepada para Anggota Komisi IV DPRD Maluku saat melakukan kunjungan ke Wisma Atlet di Karang Panjang, Kota Ambon, Kamis pagi (17/6/2021).

Welmy mengaku, sudah empat kali mengikuti PON mewakili Provinsi Maluku, sejak tahun 2008 di Kalimantan Timur 2012, di Kepulauan Riau, 2016 di Jawa Barat dan tahun 2021 yang akan digelar di Papua.

“Dari sekian kali itu, baru kali ini katong (kami) dikasih menu makanan yang tidak layak, tidak sesuai keinginan atlet,’’ ungkapnya.

Menurutnya, pemberian menu bubur disisip ikan asin dan tahu isi ini sudah dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Pelatda PON XX Maluku sejak Maret 2021 hingga pemberitaan persoalan ini viral di media sosial.

“Yang katong heran, waktu malam dikasih makan bubur, pagi hari juga dikasih bubur yang sama. Katong rasa makanan jadi hambar. Apakah seng ada menu yang lain lagi. Katong pesimis prestasi akan baik di PON Papua kalau makanan yang diberikan masih seperti ini. Katong minta bapak-bapak dan ibu-ibu di dewan dapat mendengar keluhan katong jua,” beber Welmy.

Dalam kunjungan ke Wisma Atlet Maluku, Komisi IV DPRD Maluku selama dua jam meminta dan mendengar keluhan atlet terkait masalah yang dihadapi ini.

Rombongan Komisi IV DPRD Maluku ini dipimpin Ketua Komisi Samson Atapary, dengan anggota Ruslan Hurasan, Hengky Pelatta, Rostina, Vivian Haumahu, dan Andi Musnawir.

Menanggapi keluhan para atlet ini, Ketua Komisi IV DPRD Maluku Samson Atapary menegaskan,  setelah dilakukan kunjungan ini, pihaknya akan mengundang Pemerintah Provinsi Maluku dan KONI Maluku dalam rapat dengar pendapat membahas pemberian menu makanan yang tak layak bagi atlet persiapan PON XX Papua ini.

“Kita akan undang Pemprov dan KONI Maluku membahas persoalan ini. Harapan kita harus ada pergantian menu bergizi dua minggu sekali, sehingga atlet tidak merasa bosan. Bila perlu pengelola katering digantikan dengan pengelola katering yang lain,” tandas Atapary.

Sementara anggota Komisi IV DPRD Maluku, Hengky Pelatta, mengecam sikap Satgas Pelatda PON XX Maluku terkait pemberian menu makanan yang tak layak bagi atlet ini.

Ia meminta, pemberian menu harus disesuaikan dengan kebutuhan dan berat badan atlet agar berat badan dan stamina atlet tetap terjaga sampai pelaksanaan PON XX pada Oktober tahun ini.

“Di cabang bela diri, tinju misalnya, atlet kan punya berat badan yang berbeda-beda. Nah, pemberian menu harus sesuai berat badan masing-masing atlet lah. Jangan disamakan untuk semua,” tandasnya.

Ia juga meminta pemberian menu makanan kepada atlet harus memenuhi unsur  bergizi, jangan asal diberikan tanpa mempertimbangkan gizi bagi atlet,” tegasnya. (BB-PP)