Sebagai anak muda dalam lintasan sejarah kepemimpinan di PPP, Aziz tentu saja adalah generasi ‘new’ dalam transformasi sejarah kepemimpinan PPP di Maluku. Ia memiliki gen biru di PPP, kakeknya ex anggota DPRD Malteng dan Provinsi Maluku. Bapaknya adalah eks anggota DPRD Maluku 1977 - 1982, tentu PPP punya sejarah panjang, sebagai partai Islam, dalam dinamika politik dan pembangunan di Maluku.

Tidak hanya akseptabel di PPP, Azis juga mudah bergaul secara politik. Di DPRD Maluku Aziz dapat menjembatangi komunikasi lintas fraksi, terutama dalam komunikasi informalnya. Dia loyal dalam relasi politik, sehingga mudah diterima banyak kalangan.

Keseimbangan komunikasi politiknya juga tersemai dengan baik, Disebut dengan panggilan Raja, Aziz dihormati juga secara kultural sebagai Raja Leisela, salah satu wilayah petuanan adat terbesar di Pulau Buru.

Modal sosial dan politik itu yang membuat Aziz menjadi bagian penting tidak hanya dari sisi kontestasi politik namun juga konsolidasi sosial di Buru, Aziz juga santer mendapat kepercayaaan sejumlah pelaku ekonomi atau pengusaha karena memiliki interaksi baik dan di anggap bisa mengawal iklim berusaha di Buru.

Hal lain yang ditegaskan MI dalam Muswil PPP di Ambon. MI menyebut Aziz sebagai Raja besar di Pulau Buru.  Artinya Aziz diuntungkan dari perlunya kebutuhan akomodasi politik baru di Buru, dengan dinamika politik akomodasinya yang memungkinkan. Aziz bukan pendatang baru di jagad politik Buru.

Sejak kiprah politiknya di Buru, dia memiliki Warna tersendiri, termasuk di anggap sebagai politisi santun namun juga bisa tegas terhadap kebijakan yang dia anggap kurang memihak ke publik bahkan sejak era Pamannya Husni Hentihu masih menjabat Bupati Buru.

Aziz dua kali melenggang ke DPRD Buru, dengan jabatan terakhir adalah Pimpinan DPRD Buru di periode 2014 - 2019, Bahkan sebagai calon peraih suara terbanyak kedua di Buru setelah Gadis yang ditopang penuh oleh alat kekuasaan Bupati RU untuk kursi DPRD Maluku pada Pemilu 2019.  

Dukungan Murad adalah  salah satu dari pengakuan akseptabilitas Aziz oleh ketua atau elit politik lain.  Sepertinya Aziz ada dalam semua katup koalisi partai yang mengajukan calonnya. Golkar Aziz - Gadis atau Rum, PKB Aziz - Ikram Umasugi, PDIP Aziz - Amustafa besan, Aziz - Arifin Latbual atau lainnya.

Potret lengkap dukungan politik kepada Aziz,  dalam dinamikanya nanti, akan memungkinkan bertemu simpul politik di tanah Bupolo. Cakapan diskusi yang sudah dimulai MI, akan menjadi bola salju (snowball effect) yang menarik untuk mengukur determinasi kekuatan figur dan dukungan partai di Pilkada Buru (***)