BERITABETA.COM, Jakarta – Menindaklanjuti persetujuan POD (Plan of Development) LNG Abadi pada Blok Masela antara Pemerintah RI dan INPEX Coorporation, Pemerintah Provinsi Maluku dipimpin langsung Gubernur Maluku Irjen Pol. (Pur) Drs. Murad Ismail melakukan pertemuan dengan pihak Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas dan INPEX sebagai operator.

Pertemuan strategis tersebut berlangsung di ruang rapat SKK Migas di Jakarta, Rabu (24/7/2019). Gubernur didampingi oleh Asisten 3 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Maluku Kasrul Selang, dan Karo Umum Setda Maluku Hadi Sulaiman. Dari pihak SKK Migas, dipimpin langsung Kepala SKK Migas Dwi Sucipto. Sementara tim INPEX dipimpin President of INPEX Marsela Ltd. Akihiro Watanabe.

Gubernur menegaskan, inti dari pertemuan itu selain bersilaturahmi, juga membahas agenda kerja pengelolaan Blok Masela. Rencananya, tahap konstruksi akan dimulai tahun 2022, dan tahap produksi dimulai tahun 2027 hingga 2055. Pihak INPEX sangat berharap adanya dukungan Pemprov Maluku terutama dalam penyediaan lahan, tata ruang dan amdal.

“Pada prinsipnya Pemprov Maluku sangat mendukung semua proses dan percepatan agar Blok Masela segera beroperasi,” kata Murad.

Dirinya berharap agar Pemprov Maluku dapat ikut berkolaborasi bersama INPEX dan SHELL sebagai mitra operator dalam mewujudkan pengembangan LNG di darat yang kompetitif. “Sehingga keuntungan juga dapat dinikmati oleh Maluku untuk puluhan tahun ke depan,” kata Murad.

Dikatakannya, dengan beroperasinya Blok Masela, maka akan terciptanya multiplier effect bagi industri pendukung dan turunan di dalam negeri dalam rangka mendukung perekonomian nasional, termasuk dapat menggenjot ekonomi daerah dan mendatangkan income (pendapatan) bagi Maluku.

Pengembangan hulu migas di Blok Masela dapat memberikan kontribusi tambahan produk gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9,5 juta ton gas alam cari (LNG) pertahun dan 150 mmscfd Gas Pipa. Target tersebut onstream di tahun 2027.

Pengelolaan lapangan hulu minyak dan gas Abadi di Blok Masela diprediksi akan memberikan efek ganda  bagi pendapatan Indonesia sampai dengan US$153 miliar atau setara Rp2.142 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat) hingga akhir fase produksi pada tahun 2055 mendatang. (BB-DIO)