Catatan : dhino pattisahusiwa  

Nama Richard tentu cukup familiar bagi seantero dunia. Banyak Richard yang menghuni dunia ini. Namun mungkin hanya sedikit dari mereka yang memiliki kepopuleran dan sukses dalam meraih karir bahkan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Di Eropa, ada satu sosok Richard yang begitu dikenal. Ia lahir pada 28 Desember 1953 dengan nama Philippe Pages, namun kemudian namanya berganti. Dia adalah Richard Clayderman (60).

Sang pianis handal asal Perancis itu, pernah diberi julukan ”Prince of Romance” (Pangeran Cinta), oleh Ibu Negara Amerika Serikat Nancy Reagan, lantaran mahirannya memainkan aneka musik bernuansa romantis.

Clayderman yang sudah melanglang buana ke lima benua itu tercatat dalam Guinness Book of World Records sebagai ”pianis paling sukses di dunia”.

Nancy Reagan saat itu terpukau melihat jari jemari  Richard begitu gemulai saat tampil dalam konser amal ”Waldorf Astoria” di New York, Amerika Serikat.

”Anda tahu Richard, Anda sungguh seorang Prince of Romance,” kata Nancy, menggambarkan betapa gaya musik Clayderman begitu romantis: lembut, membangkitkan gairah cinta, emosi, dan perasaan para penontonnya.

Kipiawaian Richard Clayderman memainkan piano sudah tidak diragukan lagi. Namanya cukup tersohor. Ketika berada di panggung, Richard mampu membuat semua mata terpukau.

Pada tahun 2006, dia meraih rekor perjualan, sekitar 150 juta, dan memiliki 267 album emas dan 70 album platinum.

Clayderman mendedikasikan lebih banyak waktu untuk tampil dalam berbagai konser. Sejauh ini, dia sudah tampil dalam 200 pertunjukan dalam 250 hari.

Mungkin banyak yang berpendapat apalah arti sebuah nama. Namun nama Richard seakan menjadi legenda. Di belahan  dunia lain, ‘setali tiga uang’ ada pula sesok Richard yang tidak kalah handal menguasai panggung.

Bila  Richard Clayderman mampu mengendalikan panggungnya dengan notasi yang dihasilkan  pada piano yang dimainkan, Richard yang satu ini tak kalah hebatnya.

Ia juga punya panggung, namun berbada segmen. Panggung Richard yang satu ini penuh intrik dan strategi. Inilah sebabnya Richard yang satu ini lebih handal meski tidak sepopuler si pawang piano asal Prancis itu.

Lantas siapa Richard yang dimaksud? Ia tak lain adalah Richard Louhenapessy. Walikota Ambon yang menduduki tampuk kekuasaan selama 1 dekade pemerintahan di kota berjuluk manise ini.

Pria berkumis tebal ini, lahir 20 April 1955. Hanya terpaut dua tahun dari legendaris pianis Richard Clayderman. Berkat kelihaiannya dalam dunia politik, Richard Louhenapessy dapat dipercaya memimpin Kota Ambon selama 2 periode yakni 2011—2016 dan 2017—2022.

Richard, sang Walikota memang tidak pernah diberi julukan oleh seorang ibu negara. Apalagi gelar yang berbau romantis. Namun dia menyandang gelar Upulatu Ambon yang diakui seantero warga Kota Ambon.

Richard yang satu ini, bahkan kerap menjadi buah bibir. Dicaci, dikritik bahkan segala macam cemohan pernah dialami. Namun, tampilannya tidak pernah berubah. Sang Walikota ini tetap berkiprah hingga banyak menuai prestasi.

Dia memang mengusai notasi yang berbeda. Panggung yang berbeda, namun ibarat magnet yang selalu membuat siapa saja ‘jatuh hati’ kepadanya pada momentum politik.

Ketika suksesi Walikota Ambon  di periode kedua, Richard diincar banyak rival dan yang ingin meminangnya. Ia pun selalu welcome penuh strategi, hingga putusannya pun banyak membuat publik terkaget-kaget.

1 dekade mimimpin Kota Ambon, bukan waktu yang singkat. Banyak sudah yang dilakukan Richard Louhenapessy. Sederet prestasi pun pernah diraih hingga membawa Ambon dikenal diseantero dunia. Salah satunya pengakuan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization [UNESCO] sebagai Ambon City Of Musik [Kota Musik Dunia].

Richard memang tipe pemimpin yang egaliter. Dia selalu terbuka dalam merespon berbagai dinamika yang terjadi. Tak heran Richard, pernah dianugrahi penghargaan Kepala Daerah Inovatif (KDI) 2021 untuk kategori pelayanan publik terbaik di tengah pandemi.

Di tahun lalu, tepatnya 6 November 2021, MNC Portal Indonesia menempatkan  namanya bersama tiga gubernur, dan 13 bupati serta wali kota di Indonesia sebagai sosok yang berjasa.

Richard dinilai dapat mengintegrasikan pelayanan publik melalui pembangunan Command Center Ambon dalam menjawab permasalahan publik di Kota Ambon.

Bukan saja itu, berkat kepemimpinannya, Pemkot Ambon juga meraih penghargaan TOP Goverment Public Relation (GPR) Award di tahun yang sama. Prestasi ini berkat kinerja kehumasan dalam membangun citra dan reputasi positif terhadap pemerintahan.

TOP Goverment Public Relation merupakan wujud pertanggungjawaban Pemkot Ambon kepada Pemerintah Pusat atas penetapan Ambon sebagai salah satu kota cerdas di Indonesia.

Tentu masih banyak yang menjadi legacy yang ditinggalkan sang Walikota. Tekad Richard  membangun dan membawa Kota Ambon menjadi kota yang aman dan damai pun melengkapi jejak kepemimpiannya selama 10 tahun ini.

Di tahun terakhir kepemimpinnya, Richard kembali menorehkan dua prestasi dengan dua predikat yang disematkan kepada Kota Ambon. Tepat tanggal 18 Maret 2022 Kota Ambon, menempati urutan teratas wilayah dengan masyarakat yang antibodi COVID-19-nya terbagus di Indonesia.

Hasil itu didasari hasil sero survei yang dilakukan peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Survei tersebut dilakukan di 100 kabupaten/kota di Indonesia, baik di wilayah aglomerasi maupun non-aglomerasi. Hasilnya, ditemukan 86,6 persen populasi sudah memiliki antibodi COVID-19.

Bukan saja itu. Sudah kebal COVID-19. Ambon pun kembali masuk dalam 10 besar penerima penghargaan kota dengan tingkat toleransi tertinggi di Indonesia 2021 versi Setara Institut dan berada di peringkat ke-7.

Richard Louhenapessy pantas dianggap Walikota yang sukses. Dia memang tidak sepepuler  Richard Clayderman yang dijuluki ”Prince of Romance”.  Dia pun tidak melanglang buana ke belahan benua lainnya.

Richard Louhenapessy tetap setia menjadi Upulatu Nusa Apono, namun dedikasinya telah mampu membawa Kota Ambon dikenal di belahan benua lainnya.

Yang paling fenomenal adalah  kota Ambon  oleh organisasi pendidikan dan kebudayaan PBB UNESCO ditetapkan sebagai Kota Kreatif kategori musik pada Hari Kota Sedunia, 31 Oktober 2019.

Ambon bersanding bersama 65 Kota Musik Dunia lainnya yang ditunjuk UNESCO dan tergabung dalam Jaringan Organisasi Kota Kreatif yang beranggotakan 246 kota di dunia. Tentu pengakuan ini tidak datang begitu saja.

Dari kepemimpinan seorang Richard Louhenapessy, Kota Ambon berada sejajar dengan kota-kota di dunia dan belahan benua lainnya.

“Ini merupakan kekuatan bagi orang Ambon. Musik adalah kekuatan orang Ambon. Kita terus berdoa dan berupaya agar tahun ini, Kota Ambon dinobatkan sebagai Kota Musik Dunia versi UNESCO,” ungkap Richard saat itu.

Richard Louhenapessy memang bukan pianis handal setera Clayderman, namun dia tak kalah sukses dari Clayderman, karena   mampu memainkan ‘notasi’ yang indah dan memukau di masa kepemimpinannya sebagai Walikota.

Terima kasih Upulatu, semoga prestasi dan dedikasimu dapat tertular pada kemimpinan di masa mendatang. Tabeeee! (*)