BERITABETA.COM, Langgur – Bentrok antarkelompok warga dari Desa Ohoiren dan Ohoidertutu di Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), kembali pecah pada Senin pagi (25/7/2022).

Insiden itu dilaporkan mengakibatkan sejumlah rumah warga terbakar.  Lebih dari satu rumah warga Desa Ohoiren mengalami rusak dan terbakar setelah massa dari Desa Ohoidertutu melakukan penyerangan sekitar pukul 09.00 WIT.

Massa dari Desa Ohoidertutu mencapai ratusan orang dengan membawa berbagai senjata tajam seperti panah, parang, tombak hingga senapan angin.

Massa menembus barikade personel gabungan dari TNI-Polri yang berjaga di depan Markas Polsek Kei Kecil.

Bentrokan yang semakin memanas membuat aparat TNI-Polri terpaksa melakukan tembakan menggunakan peluru karet dan gas air mata. Namun upaya dari aparat keamanan belum mampu meredahkan amarah massa dari dua desa tersebut.

Beruntung para pastor yang juga hadir di tempat kejadian memohon agar masa dari dua desa itu dapat tenang dan berhenti malakukan petikaian sebelum korban semakin bertambah.

Warga Ohoiren berusaha menghadang ketika massa memasuki desanya, namun kalah jumlah sehingga kerusakan terjadi. Dari kedua belah pihak terlihat ada yang terluka, namun belum dipastikan jumlah korban.

Kapolres Malra AKBP Frans Duma kini berusaha melerai bentrokan agar tidak meluas, bersama pastor setempat. Bahkan, Pastor RD Erik Mara terlihat berusaha melerai pertikaian dengan tidur di tengah jalan. Kedua pihak mulai menghentikan saling serang sekitar pukul 12.00 WIT, dan massa dari Ohoidertutu terlihat kembali ke desanya.

Sebelumnya, insiden bentrok warga dari dua desa ini terjadi pada Sabtu 23 Juli 2022.

Kapolres Malra AKBP Frans Duma menyatakan bentrok tersebut merupakan imbas dari adanya korban perkelahian antarkelompok pemuda Desa Ohoidertutu dengan kelompok Desa Ohoiren pada Sabtu (23/7) dini hari pukul 02.30 WIT di Ohoi Somlain.

"Tempatnya di rumah Bapak Manu Rahakbauw, tuan rumah pesta joget acara pernikahan cucunya di Desa Somlain," ujar Frans Duma di Langgur, Malra.

Akibat bentrok tersebut, lanjutnya, seorang warga meninggal dunia, yakni Ignasius Paulus Reyaan (26 tahun), asal Desa Ohoidertutu.

Pemkab Malra juga langsung turun tangan bersama puluhan personel gabungan untuk bersiaga di lokasi bentrokan dua kelompok warga untuk mencegah terjadinya keributan susulan.

"Saat ini puluhan petugas keamanan berada di tempat kejadian perkara, dengan rincian 20 anggota polres, 20 personel Brimob, dan 15 personel Kodim Kei Kecil," kata Kepala Kesbangpol Malra Moh Tukloy di Langgur, Minggu (24) lalu.

Tukloy mengatakan personel gabungan terus memantau perkembangan keamanan dan ketertiban masyarakat. Aparat juga sudah mendirikan pos keamanan di Ohoiren, Polsek Kei Kecil Barat dan Somlain Oboidertutu.

Ia mengatakan upaya mediasi sebenarnya juga telah dilakukan dengan melibatkan Kapolres Malra dan pastor yang melakukan pertemuan dengan masyarakat Ohoider Tutu, sedangkan Wakapolres Malra dan Kesbangpol Malra, serta Wakil Ketua DPRD Malra melakukan pertemuan dengan masyarakat Ohoiren.

"Hasil mediasi, semua pihak bersepakat dan menerima kebijakan-kebijakan untuk menyelesaikan persoalan ini secepatnya," katanya (*)

Editor : Redaksi