Walikota Ambon Apresiasi Warganet Maluku Lawan Provokator
BERITABETA.COM, Ambon – Isu SARA diendus oknum tertentu melalui media sosial saat peristiwa bentrokan antarwarga Negeri/Desa Ory dan Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku Kabupupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Rabu (26/01/2022). Padahal masalah ini dipicu soal tanah atau lahan.
Isu tersebut mendapat cunter attack atau serangan balik dari warganet di Maluku. Warganet Maluku menangkal isu menyesatkan itu dengan menebarkan pesan damai juga melalui media sosial. Merreka mengecam keras peniup isu SARA yang menyebut bentrok Ory dan Kariuw karena agama. Padahal, pemicu bentrokan tersebut hanya karena sengketa tanah atau lahan.
Warganet alias Netizen Maluku menganggap isu SARA yang dihembuskan oknum tertentu merupakan kabar bohong alias hoaks. Netizen Maluku menganggap isu terebut sebagai bentuk agitasi dan propaganda notabenenya “mainan” provokator untuk membenturkan sesama orang basudara di provinsi seribu pulau.
Kepada wartawan di Ambon Jumat (28/01/2022) Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy sangat berterima kasih kepada warganet Maluku yang telah membantu Pemerintah Kota Ambon untuk bersama-sama menjaga situasi dan kondisi di Kota Ambon dan Maluku pada umumnya hingga kini tetap kondusif serta aman.
"Terima kasih kepada masyarakat Maluku, dan khususnya lagi bagi netizen di Maluku yang telah bijak menggunakan media sosial hingga mampu melawan kabar bohong dan aksi provokator yang ingin memperkeruh suasana di daerah ini,” tandasnya.
Walikota mengakui, upaya warganet menebarkan pesan damai di media sosial, tanpa ada paksaan, perintah, maupun pencitraan. Sebaliknya tindakan warganet Maluku itu spontan yang bertujuan semata-mata adalah kondisi di wilayah Maluku tetap rukun dan aman.
"Peran netizen Maluku yang menyebarkan pesan damai guna melawan isu hoaks pada saat bentrokan warga Ory dan Kariuw, hingga setelah bentrokan, langkah netizen ini saya yakin sungguh tidak ada paksaan dari siapapun. Patut kita memberikan apresiasi kepada netizen Maluku. Sebab, mereka telah berjuang menangkal isu hoaks sekaligus menjaga daerah ini tetap aman," tuturnya.
Wali Kota mengaku pengamatannya terhadap postingan para warganet Maluku di media sosial seperti Facebook, WhatsApp dan lain-lain, sejak bentrokan antarwarga Negeri/Desa Ory dan Kariuw pada 26 - 28 Januari 2022, rata-rata berisikan pesan damai.
Seruan damai yang ditebar para netizen din media sosial ini tak lain untuk merajut serta memelihara dan merawat hubungan persaudaraan antar sesama orang Maluku agar tetap dalam suasana rukun dan damai.
“Fakta ini membuktikan masyarakat Maluku tidak mudah terprovokasi dan terpancing dengan kabar hoaks yang tujuannya untuk memecah-belah kerukunan antarumat beragama di Maluku,"tegasnya.
Wali Kota menandaskan, peran besar Netizen Maluku dalam melawan isu hoaks saat bentrok Ory-Kariuw, dengan sendirinya [masyarakat Maluku] telah melestarikan kedamaian di bumi raja-raja tersebut.
"Tanpa peran serta masyarakat khususnya Netizen Maluku dalam menebarkan pesan damai, saya kira upaya pemerintah seperti apapun akan sia-sia. Karena itu selaku Walikota Ambon saya sampaikan banyak terimakasih kepada masyarakat khususnya netizen Maluku,"ucapnya.
Wali Kota mengakui, akibat bentrokan antarwarga Negeri Ory-Kariuw telah menimbulkan dampak luar biasa. Karena bukan hanya mereka yang terlibat bentrok saja yang merasakan itu, tetapi dampaknya pun turut dirasakan oleh seluruh masyarakat Maluku.
“Dalam semangat orang basudara di Maluku bentrok antarwarga [Ory-Kariuw] menimbulkan dampak luar biasa. Pasdahal kita ketahui bersama damai itu sangat mahal dan indah dalam kehidupan kita. Mari sama-sama kita pelihara dan menjaga semangat persaudaraan,” imbaunya.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk satukan tekad kihususnya menjadikan Ambon sebagai kota yang aman, tenteram dan damai, untuk masa depan anak cucu.
“Saya minta seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan isu yang menyesatkan. Masyarakat harus memberikan kepercayaan penuh kepada aparat keamanan untuk menyelesaikan masalah bentrok anhtar warga Ory-kariuw,"pungkasnya. (BB)
Editor: Redaksi