Sementara itu, Achmad Fachrodji (Direktur Utama PT. Balai Pustaka) pada Konferensi Pers tersebut menyampaikan, Aman Datuk Madjoindo, Penulis Novel Si Doel Anak Jakarta adalah Sastrawan legendaris Indonesia yang melawan penjajah melalui tulisan.

Beliau memulai karir kepenulisannya pada tahun 1920, beliau pro pada kemerdekaan RI, walaupun banyak novel dari karya para sastrawan lainnya yang tidak diizinkan terbit pada saat itu, tapi novel-novel beliau lulus dari sensor kolonial Belanda, karena mengangkat genre kanak-kanak, genre yang tidak begitu jadi perhatian bagi kolonial Belanda.

"Beliau adalah sosok yang sangat mencintai Indonesia. Meskipun penerbit di  Malaysia pada saat itu sangat tergiur untuk menerbitkan buku-buku yang beliau tulis, dengan menawarkan imbalan yang cukup besar, tapi beliau tidak mau. Aman Datuk Madjoindo lebih memilih Balai Pustaka, penerbit dari Tanahairnya sendiri. Untuk casting webseries Si Doel Anak Jakarta baiknya dilakukan di Balai Pustaka," kata Achmad Fachrodji.

Aditya Yusma Perdana, Producer webseries Si Doel Anak Jakarta ikut berbicara pada Konferensi Pers tersebut mengatakan sudah sewajarnya karya sastra klasik dari Aman Datuk Madjoindo tersebut kembali dilestarikan. Sebab, banyak hal positif yang bisa dipetik dari karya Si Doel Anak Jakarta di tengah ingar bingar informasi di era digital saat ini.

"Karya-karya beliau itu menjadi tamu kehormatan di mancanegara, pun juga sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kita melihat banyak karya-karya beliau yang difilmkan di sinetron, menjadi literasi-literasi di beberapa universitas dan lain-lain," kata Aditya Yusma Perdana.

Aditya Yusman Perdana juga mengatakan Si Doel Anak Jakarta ini merupakan salah satu contoh kasus transformasi untuk melepaskan stereotip lama yang melekat pada masyarakat Betawi. Salah satu contoh stereotip anak Betawi pada zaman saat itu adalah tidak mampu secara pendidikan dan tidak mampu secara ekonomi.

"Si Doel Anak Jakarta ini mampu merubah stigma itu, justru karena kepandaian dalam mengaji, kepandaian dalam berakhlak, kesalehan sosial tadi menjadikan seorang anak tersebut sukses dalam hidupnya, sukses dalam karirnya, dan sukses dalam cintanya," kata Aditya Yusman Perdana.

Aditya Yusman Perdana berharap inisiasi dari para ahli waris dan didukung penuh BNPT dengan Balai Pustaka, semoga Si Doel Anak Jakarta ini mampu menjadi webseries atau film kanak-kanak di tahun 2022 yang berkualitas dan dapat menjadi tontonan dan tuntunan.

"Tontonan yang pasti menghibur, tuntunan itu mungkin bisa memberikan edukasi, bagaimana toleransi dan budaya mencegah tumbuhnya bibit-bibit kekerasan yang bisa masuk kepada terorisme dan sebagainya," kata Aditya Yusma Perdana.

Seusai Konferensi Pers, Achmad Fachrodji mengajak para peserta konferensi tersebut untuk melihat koleksi karya Aman Datuk Madjoindo di Lantai 3 Gedung PT. Balai Pustaka. (BB-MF)