BERITABETA.COM, Ambon - Badan Pembangunan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia bersama Yayasan Sombar Negeri Maluku menggelar Seminar Nasional dan Sosialiasi Pembinaan Ideologi  Pancasila, di Aula Rektorat Unpatti Ambon, Senin (30/10/23).

Kegiatan ini bertemakan :"Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Penguatan Ideologi Pancasila".

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BPIP RI Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi Ketua Yayasan Sombar Maluku Dr. Hasbula Toisuta dan Rektor Universitas Pattimura Ambon Prof. Dr. M.J. Saptenno, serta tamu undangan lainnya.

Kepala BPIP RI Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi mengatakan pendiri Bangsa kita saat itu tentu sangat menyadari keaneka ragaman kearifan nilai-nai Pancasila dalam masyakarat diseluruh tanah air Indonesia.

"Karena itu mereka menjaga konsep Idelogi bangsa agar kehidupan masa depan Bangsa ini hidup dalam kesadaran dengan perbedaan untuk saling menghormati dan mencintai satu sama lainya", kata Wahyudi.

Menurut Wahyudi, semua orang harus terus belajar menggali, memahami, dan merawat serta mengembangkan nilai-nilai pancasila untuk memberi konteks sesuai dengan perkembangan zaman serta tantangan kehidupan yang terus berubah apalagi saat ini kita hadapi tantangan yang tidak sangat mudah, sebab Modernisasi dan globalisasi telah menciptakan kehidupan manusia bahkan kehidupan bernegara tanpa batas.

"Semoga kegiatan dan kerja sama ini semakin memperkokoh rasa persaudaraan, persataun dan terus mengasah pemahaman kita tentang pancasila dan memberikan kekuatan Pada kita semua untuk mengabdi kepada masyarakat bangsa dan negara,” harapnya

Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Sombar Maluku, Dr. Hasbula Toisuta mengatakan pancasila merupakan ideologi negara yang saat ini masih di pertahankan oleh seluru bangsa Indonesia, untuk itu Pancasila harus lebih diketahui lebih jauh lagi.

"Kegiatan ini merupakan kerja sama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI dengan Yayasan Sombar Negeri Maluku untuk mengasa kaum milenial bisa lebih mengetahui lebih dalam lagi tengang nila-nilai Pancasila", kata Hasbula.

Hasbula menjelaskan tema Internalisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam penguatan ideologi Pancasila ini  menjadi menarik mengingat pasca reformasi yang di tandai dengan terbukanya Kran demokratisasi yang  membuka ruang kebebasan luar biasa dimana waktu ideologi tidak senyawa dengan pancasila.

"Mulai dari ideologi, rasionalisme dan liberalisme yang berunjuk pada sekularisme sampai pada ideologi konservatisme yang berunjung pada radikalisme di bumi Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, Pancasila sebagai ideologi negara adalah harga mati. Tetapi sebagai Idelogi yg terbuka pancasila harus terus di kaji agar mendapatkan aksentuasinya di dalam respon dinamika perubahan global saat ini.

"Kebebasan yang sedemikian terbuka lebar jika tidak di kanalisasi secara maksimal, bukan tidak mungkin untuk menggerus habis semua nilai-nilai luhur bangsa Indonseia", ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unpatti, Ambon, Prof. Dr. M.J. Saptenno mengatakan, Pancasila adalah Rumah besar Bangsa ini yang akan menaungi kita semua dengan segenap keanekaan latar belakang kita, keberagaman dan nilai Pancasila yang harus kita pertahankan selamanya.

" Seminar yang di lakukan hari ini sangat tepat untuk bagaimana anak muda bisa mengeksplorasikan nilai-nilai kearifan lokal sebagai aspek  penting untuk memperkuat Ideologi Pancasila", katanya.

Saptenno menjelaskan karena itu, ideologi diarahkan bangsa ini kearah dimana  kita mencapai cita cita kita, karena itu generasi mudah harus memahami  betul nilai-nilai  yang terdapat dalam ideologi pancasila sehingga perlu di pahami dan juga di praktekkan secara baik. sebab tanpa praktek secara baik maka semua yg akan diberikan ini hanya sekedar lewat hanya tanpa ada penahanan yang utuh.

"Nilai-nilai Implementasi Pancasila perlu di praktekan, karena kalau kita bicara tanpa praktek saya yakin tidak akan terjadi perubahan yang signifikan terhadap ideologi pancasila",tutupnya.(*)

Pewarta : Febby Sahupala