Riri Muktamar mengatakan bahwa ide kreatif dan inovasi juga diperlukan dalam menunjang sektor pendidikan saat ini karena adanya keterbatasan akses baik dari guru ke murid demikian sebaliknya.

“Minimnya akses terhadap internet terutama di daerah terpencil perlu diimbangi dengan aturan belajar tatap muka khusus, yang realistis untuk dijalankan, dengan melihat juga kondisi kesehatan di sekitarnya. Jadi inovasi dan ide di pendidikan menjadi sangat penting. Yang penting adalah juga untuk mengimplementasikan ide tersebut, dengan kolaborasi dan memperkuat inner circle agar inovasi dan ide bisa berkelanjutan,” ujar Riri.

Dr. dr. I. G. N. Darmaputra menyatakan bahwa selain sektor pangan dan pendidikan, sektor Kesehatan adalah sektor yang berhadapan langsung dengan pandemi Covid-19.

Sektor Kesehatan tidak hanya membutuhkan solusi pemenuhan tenaga medis tapi juga pemenuhan distribusi obat dan alat-alat medis hingga ke seluruh wilayah dan pelosok.

“Ide dan inovasi di bidang kesehatan memang sangat dibutuhkan. Diharapkan para anak muda dapat mengeluarkan ide-ide yang berkualitas tidak hanya secara finansial tetapi juga bagi kesehatan, karena ini masih menjadi masalah yang sangat ruwet, sehingga diharapkan bisa ada inovasi terbaik untuk bangsa,” ujarnya.

Ide dan inovasi yang diikutsertakan dalam Econovation diharapkan dapat menjadi solusi nyata dari berbagai tantangan di sektor pangan, pendidikan dan kesehatan yang sedang dihadapi oleh masyarakat termasuk petani, nelayan dan masyarakat adat.

Selain menjadi solusi, ide dan inovasi tersebut dapat di scale-up secara nasional untuk “membangun kembali dengan lebih baik”.

Yayasan EcoNusa mengajak para entrepreneur muda Indonesia untuk mendaftarkan inovasi bisnisnya melalui www.econusa.id/econovation sampai tanggal 31 Mei 2021. Lima belas (15) inovasi bisnis yang terpilih akan berkesempatan mengikuti mentoring serta business matching untuk mengembangkan bisnisnya (BB-DIP)