"Ya, mungkin diawali kantor kecil namun representative, atau bisa saja langsung besar, kami belum tahu. Yang jelas, kami rencanakan wajib punya tempat di sana. Keinginan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) begitu mulia, yakni menaikkan potensi ekspor ikan ke luar negeri. Dari sisi nelayan dengan kebijakan KKP dengan PT PIL untuk bisa mempermudah proses dalam membuka bandara Ambon secara internasional," kata Suresh Ferdian.

Sementara itu, Direktur PDSPKP Budi Sulistyo mengatakan pihaknya telah melakukan pendekatan modeling di Indonesia bagian timur. Tepatnya zona 3, dengan jenis ikannya ialah tuna, cakalang, tongkol, dan lainnya.

Ikan-ikan tersebut akan mereka kirim ke negara Cina, Jepang, Taiwan, dan Hongkong. Mereka berharap logistik ini menjadi upaya titik baru pelabuhan bandara ekspor Ambon yang mendekatkan hasil tangkapan fresh bisa terolah.

"Kami tegaskan untuk memperhatikan kualitas dan standar yang akan diterima negara importirnya. Jadi, pengirim harus ikuti standardisasinya, guna memenuhi apa-apa saja kebijakan dari negara importir supaya berjalan baik dan lancar," kata Budi Sulistyo.

Budi Sulistyo juga mengatakan bahwa pertemuan PDSPKP dan PT PIL pada beberapa waktu lalu juga membahas pengoptimalan layanan logistik yang efisien. PT PIL menawarkan beberapa alternatif dalam membuat layanan logistik perikanan, salah satunya melalui udara.

"Kami harap ini menjadi langkah bagus dalam meningkatkan daya saing produk perikanan yang didukung dengan sistem logistik yang sangat bagus, terutama di Indonesia bagian timur, sehingga masing-masing zona diperkuat oleh sistem logistiknya," kata Budi Sulistyo.

Pewarta : Muhammad Fadhli