BERITABETA.COM, Ambon – Wajah ibu paruh baya itu begitu sumringah. Tampil ala petani dengan mengenakan topi dan sepatu both, ia terihat  berdiri di tepi kolam sambil memegang plastik berisi air dan benur (benih udang).

Tak lama kemudian, tangannya membuka tutup plastik dan melepas ratusan benur ke dalam kolam.

Aksinya itu terlihat dalam sebuah video pendek yang disebar di media sosial facebook. Ditemani belasan orang yang berkumpul di lokasi itu, canda tawa pun terdengar pecah.

Ia tak lain adalah Rohani Vanath. Istri dari wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vantah yang dikenal selalu ambil bagian dalam mensukseskan kerja-kerja suaminya.

Hari itu, Rohani kembali turun gunung bersama belasan pemuda di Kota Bula dan sejumlah pegawai UPTD Dinas Perikanan Provinsi Maluku.

Meraka melakukan kegiatan menabur jutaan benih udang vaname di lokasi tambak yang dibangun di desa Sesar, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

Tambak-tambak itu dibangun olah Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vantah di lahannya sebagai pilot project (proyek percobaan) dengan konsep pemberdayaan melibatkan warga sekitar.

“Itu proyek percontohan yang diusung dengan konsep pemberdayaan. Makanya kita namakan tambak udang vaname Lawamena, sebagai bentuk kerja nyata pemerintah provinsi Maluku menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” beber Abdullah Vantah kepada beritabeta.com via telepon selulernya.

Lawamene adalah istilah lokal Maluku yang berarti maju kedepan. Istilah ini juga dipakai pasangan Gubernur –Wakil Gubenur Maluku, Hendrik Lewerissa –Abdullah Vanath saat tampil di kontestasi pilkada Maluku 2024.

Pilot project ini adalah ide dan konsep yang dimotori Abdullah Vanath dan didanai oleh Pemperov Maluku untuk menjadikan usaha tambak udang vaname sebagai salah satu usaha yang ditargetkan mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Maluku di masa mendatang.

Program ini dijalankan menggunakan konsep pemberdayaan dengan melibatkan warga di Kota Bula.

“Bulan depan sudah ada satu kolam yang akan dipanen. Dua kolam lainnya akan dipanen di bulan September mendatang. Jika ini berhasil maka tidak menutup kemungkinan tahun depan jumlah kolam dan luasannya akan bertambah,” beber AV sapaan akrab Abdullah Vanath.

AV mengaku konsep pengembangan udang vaname atau Litopenaeus vannamei ini hanya fokus pada pembesaran. Warga dilibatkan dalam usaha pembesaran bukan budidaya secara utuh atau terpadu.

“Jadi konsepnya kita membesarkan benur hingga menjadi udang yang siap dieksport. Pasca panennya nantinya akan langsung didrive pemerintah daerah,” tandasnya.

Usaha budidaya  udang vaname ini, muncul dari sebuah keinginan dan visi Gubernur Maluku dan Wakil Gubenur Maluku untuk menciptakan para entrepreneur (pebisnis) muda untuk menggerakkan roda perekonomian di tengah masyarakat. 

“Makanya ide saya ada dua dan konsep ini didukung oleh Gubernur Maluku. Selain perkebunan saya mengusulkan pengembangan budidaya udang vaneme ini. Dan target kita lima tahun mendatang ada 1000 entrepreneur yang berhasil kita bina dari sejumlah sektor. Salah satunya pada usaha ini ,” beber Vanath.

Vanath mengaku kolam yang dibangun di lahannya itu terdiri dari tiga kolam, dan tahun depan ditargetkan akan diperluas mencapai 200 hektar yang meliputi sejumlah wilayah di Kabupaten SBT dengan melibatkan sebanyak 400 orang.

Di tahap awal, Pemprov Maluku mendanai soal bibit dan pakan yang langsung disuplai oleh PT. Wahana Lestari Investama di Arara. Setelah panen setiap warga yang sudah berhasil dalam usaha, akan diberikan keringanan berupa akses permodalan melalui perbankan terutama Bank Himbara.

“Kita berharap semua usaha ini menjadi pemantik ekonomi di tengah masyarakat, jadi dalam kondisi yang serba sulit seperti saat ini, kita membuka peluang bagi warga untuk menjadi pengusaha yang tentunya disuport oleh pemerintah daerah,” urainya.

Kedepan Pemprov Maluku menargetkan proses pemberdayaan lewat pengembangan udang vaname ini akan diperluas ke beberapa daerah dan akan menjadi komoditi eksport selain produk perikanan lainnya dan juga perkebunan.

Seperti diketahui budidaya udang vaname menjadi populer karena dikenal memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif cepat dan ketahanan terhadap penyakit yang baik. Periode budidaya udang vaname berlangsung selama 3 bulan, setelah benih ditabur ke kolam.

Prospeknya udang vaname sangat menjanjikan, terutama di Indonesia. Potensi pasar udang vaname sangat besar, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Secara umum, hasil panen udang vaname bisa mencapai 20-40 ton per hektar, bahkan bisa lebih tinggi dengan penerapan teknologi budidaya yang lebih modern.

Semeantara harga jual udang vaname per kg bervariasi tergantung ukuran, kesegaran, dan lokasi pembelian. Secara umum, harga berkisar antara Rp45.000 hingga Rp135.000 per kg (*)

Pewarta : dhino pattisahusiwa